Site icon Peluang News

Menumbuhkan Koperasi dan UKM Lewat Konsultasi, Pendampingan, dan Penyertaan Modal

Bukan hanya sekadar semangat, Koperasi dan UKM butuh strategi dan pendampingan yang tepat untuk bisa bersaing. Melalui dua unit usahanya, Hayed Consulting dan Hayed Investama, hadir sebagai mitra yang mendampingi pelaku usaha dari berbagai skala–baik perorangan, Koperasi, hingga badan usaha. Dengan layanan akuntansi dan keuangan, audit, pajak, bisnis, pelatihan, hingga penyertaan modal.

Majalah Peluang mengulas bagaimana Hayed Group berperan dalam mendorong pertumbuhan Koperasi dan UKM di Indonesia. Pendekatan yang dilakukan tidak hanya memberikan solusi bisnis, tapi juga melalui skema penyertaan modal bagi pelaku usaha yang dinilai siap bertumbuh.

Di balik perjalanan Hayed, ada tiga figur yang menjadi penggerak utamanya. Pertama, Edwin Frymaruwah, Co-Founder/Komisaris yang telah lebih dari satu dekade menangani perusahaan multinasional, BUMN, emiten, hingga lembaga swadaya masyarakat. Kedua, Yudi Qurbani, Direktur Utama sekaligus pendiri Hayed Consulting, sebagai pengambilan keputusan strategis perusahaan. Ketiga, Heru Aris Purwanto, Direktur Pengembangan Bisnis, yang fokus merancang strategi kemitraan, riset pasar, serta pengembangan bisnis.

“Hayed Investama berperan starategis sebagai perusahaan Investasi bagi para pelaku UKM yang potensial. Sementara Hayed Consulting memastikan kelayakan (feasibility study) dari usaha yang hendak diinvestasikan,” ungkap Edwin Frymaruwah menjelaskan dua entitas yang ada di Hayed Group.

 

Menemani dari Nol: Pelatihan dan Pendampingan UKM

Bagi banyak pelaku UKM dan Koperasi, langkah pertama yang ditawarkan Hayed Consulting adalah pelatihan dasar tata kelola keuangan dan bisnis. Materi disusun dalam tiga tingkat: Basic, Intermediate, dan Advanced, tergantung kebutuhan dan kapasitas mitra.

“Kami bantu pemahaman awal melalui pelatihan dua hari, kemudian lanjut ke pendampingan bisnis. Karena pengelolaan Koperasi itu mengelola uang banyak orang, bukan uang pribadi,” jelasnya.

Pendampingan yang diberikan mencakup manajemen keuangan, analisis risiko, hingga kajian bisnis untuk diversifikasi usaha.

 

SMART: Diagnosa Bisnis yang Praktis

Untuk memetakan posisi dan kesiapan usaha, Hayed Consulting menggunakan Aplikasi SMART (Small Medium Enterprises Maturity Rating Test). Aplikasi ini membantu pelaku usaha tahu bagaimana kondisi bisnisnya, apakah sudah cukup kuat untuk berkembang atau masih perlu dibenahi di dalam. Aplikasi SMART ini telah terdaftar sebagai Hak Kekayaan Intelektual milik Hayed Consulting yang dilindungi Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.

“Kalau usahanya belum kuat, ya kami bantu memperkuat fundamentalnya dulu. Biar enggak asal nekat. Usaha itu perlu calculated risk,” ujar Yudi Qurbani.

Tapi, lanjutnya, bagi yang baru memulai, keberanian juga penting. Bila tidak nekat, tidak akan terlaksana usaha yang diinginkan. Setelah berjalan, perlu dievaluasi melalui metode SMART agar bisa Menyusun Langkah strategis bagi usaha kedepannya.

SMART hanya memerlukan waktu sehari dan menjadi pintu masuk utama untuk mengetahui apakah usaha siap dikembangkan atau butuh perbaikan struktural.

 

Menyuntik Modal, Bukan Memberi Utang

Berbeda dari lembaga simpan pinjam atau bank, Hayed Investama tidak menyalurkan dana dalam bentuk kredit. Mereka memilih mekanisme penyertaan modal alias equity participation. Artinya, dana yang disuntikkan tidak perlu dikembalikan, namun berbagi hasil dari dividen.

“Kami lakukan injeksi modal untuk pengembangan usaha, lalu kami bentuk entitas baru bersama. Bagi hasilnya sesuai porsi penyertaan. Ini lebih adil, dan menghindari beban bunga pinjaman,” jelas Edwin Frymaruwah.

Skema ini sesuai bagi UKM yang memiliki potensi, namun belum punya cukup modal untuk melangkah lebih jauh.

 

Menakar Risiko, Menakar Peluang

Sebelum melakukan penyertaan, Hayed Consulting menjalankan uji tuntas atau due diligence menyeluruh: mulai dari aspek hukum, keuangan, operasional, SDM, hingga potensi pajak. Tujuannya untuk memastikan tidak ada beban tersembunyi dan seluruh aspek bisnis dapat dikendalikan.

“Risiko itu pasti ada. Tapi yang penting bisa dikalkulasi (calculated risk). Dengan due diligence & feasibility study, kita tahu cara mitigasinya sejak awal. Jangan sampai setelah investasi, ternyata rugi karena lalai tidak melakukan uji tuntas dan uji kelayakan,” ucap Edwin Frymaruwah dengan tegas.

 

Siapa yang Bisa Bermitra?

Hayed Group tidak membatasi skala usaha. Baik usaha dengan omzet ratusan juta maupun miliaran bisa didampingi, selama ada kesamaan visi dan komitmen untuk tumbuh bersama.

“Kami bukan hanya cari profit. Kami ingin membantu UKM naik kelas. Bahkan yang baru mulai, asalkan sudah mulai jalan, tetap bisa kami dampingi,” ujar Heru Aris Purwanto.

Sinergi untuk Bertumbuh Bersama Filosofi Hayed Group sederhana, ungkap Heru Aris, jika klien tumbuh, maka Hayed pun tumbuh sesuai dengan tagline mereka Help Your Business Grow Better. Karena itu, mereka tak percaya pada pendekatan “satu kali selesai”. Mereka justru hadir untuk menemani perjalanan bisnis dari nol hingga terus tumbuh bersama.

“Awalnya bantu pelaporan keuangan, lalu bantu urusan pajak, terus diminta bantu ekspansi. Semua bisa kami fasilitasi. Kami percaya, pertumbuhan bisnis itu hasil sinergi,” pungkasnya.(Faw)

Info Kontak:
Untuk informasi lebih lanjut terkait pendampingan, pelatihan, atau skema penyertaan modal bagi UKM dan Koperasi, silakan hubungi Hayed Group melalui 0811-9001-009 atau website www.hayedconsulting.com

Exit mobile version