hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Berita  

Menuju Energi Bersih, Pemerintah Wujudkan Transisi EBT

Peluang, Jakarta – Pemerintah menegaskan komitmennya mewujudkan transisi energi yang saat ini masih mengandalkan energi fosil. Upaya tersebut terus dilakukan dengan menyiapkan transisi energi baru terbarukan (EBT) perlu direalisasikan dalam menuju energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.

“Kondisi sekarang diperlukan komitmen tinggi dan semangat kolaborasi yang kuat, yang saat ini masih bergantung kepada energi fosil. Bumi di mana kita tinggal telah menyediakan begitu banyak sumber EBT, tanggung jawab kita adalah mengambil manfaat dari sumber daya yang ada untuk kemanfaatan bagi rakyat,” ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dalam keterangan tertulis saat menghadiri Forum Ekonomi Dunia (The World Economic Forum/WEF) 2023 yang digelar di Davos, Swiss, Rabu (18/1/2023).

Untuk itu, pentingnya dilakukan transisi energi menurut dia, pihaknya menekankan pentingnya mineral sebagai bahan pendukungnya.

“Kita perlu memberikan perhatian lebih untuk mengoptimalkan sumberdaya mineral tersebut, termasuk dalam fase pemrosesan,” ungkap Arifin.

Tantangan terbesarnya menurut dia, dengan implementasi nyata menuju transisi energi dan memastikan keterjangkauan energi oleh masyarakat. Diantaranya dengan menetapkan menetapkan strategi, program, dan target menuju transisi energi adalah hal yang lebih mudah.

“Namun ada bagian yang paling sulit adalah implementasi konkret menuju transisi energi, memastikan keterjangkauan energi oleh rakyat, aksesibilitas dan dekarbonisasi yang berlangsung dalam waktu yang relatif singkat,” ucap Arifin.

Selanjutnya, lanjut dia, pemerintah juga menargekan pembatasan kenaikan suhu global dibawah 2 derajat Celcius, sedapat mungkin 1,5 derajat Celcius, dibandingkan dengan tingkat sebelum masa industri, sesuai dengan Paris Agreement.

“Angka ini kelihatannya kecil, tapi ini dapat menciptakan transformasi secara masif, seperti revolusi industri dan inovasi teknologi yang mendatangkan momentum bagi pertumbuhan ekonomi,” ungkap Arifin.

Jadi kemampuan setiap negara berbeda untuk mencapai target yang ditetapkan, namun demikian, lanjut dia, bahwa komitmen Pemerintah Indonesia tetap sama.

“Komitmen kami, pemerintah Indonesia, tetap sama. Kita menyadari bahwa kemampuan setiap negara untuk mencapai target yang ditetapkan di Paris Agreement berbeda-beda, bergantung kepada situasi masing-masing negara dan ketersediaan potensi sumberdaya di negara itu. Itu sebabnya, jalan yang ditempuh akan berbeda pula, mempertimbangkan aspek-aspek di atas,” papar Arifin. (alb)

pasang iklan di sini