Peluang News, Jakarta-Menjelang perhelatan The 2025 Asia Grassroots Forum yang akan digelar pada 21–23 Mei mendatang di Bali, rangkaian pra-acara bertajuk “Road to Asia Grassroots Forum: Diskusi Isu dan Potensi UMKM Lokal” telah sukses digelar. Diskusi ini mempertemukan pengamat, aktivis, akademisi, hingga pelaku swasta dalam upaya mengurai tantangan dan menggali potensi ekonomi akar rumput di Indonesia.
Forum ini menjadi ruang strategis untuk menyoroti peran krusial Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai tulang punggung ekonomi nasional. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM 2023, UMKM menyumbang 61,9 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap 97 persen tenaga kerja di Indonesia. Di Bali sendiri, UMKM turut mendorong pertumbuhan ekonomi mencapai 5,48 persen pada 2024, melampaui rata-rata nasional sebesar 5,03 persen.
Namun, di balik angka yang menjanjikan tersebut, UMKM Indonesia masih menghadapi tantangan besar untuk “naik kelas” dari ultra mikro ke usaha mikro dan menengah. Mulai dari akses permodalan, keterbatasan teknologi, hingga minimnya kebijakan yang berpihak, menjadi poin-poin utama yang mengemuka dalam diskusi.
Katrina Inandia, Project Lead The 2025 Asia Grassroots Forum, menekankan pentingnya pendekatan yang berbasis konteks lokal.
“Untuk memajukan UMKM, kita perlu dukungan kebijakan yang tepat. Namun, menyusun kebijakan membutuhkan local context yang mendalam agar benar-benar berpihak pada UMKM lokal,” ujar Katrina dalam keterangan resminya, (16/4/2025).
Forum ini juga menghadirkan Nailul Huda, Direktur Ekonomi dan Digital CELIOS, yang mempertegas pentingnya pendekatan ekosistem menyeluruh. “Tantangan UMKM semakin kompleks. Tak hanya soal modal, tetapi juga kualitas SDM dan manajemen usaha. Solusinya harus menyentuh semua aspek dalam ekosistem UMKM dan melibatkan banyak pihak,” jelasnya.
Diskusi turut memunculkan berbagai gagasan menarik, termasuk isu ketimpangan akses pasar, hambatan perizinan, dan regulasi yang masih timpang antara pelaku UMKM lokal Bali dan pemain asing. Semua masukan ini akan dibahas lebih mendalam dalam forum utama yang akan diselenggarakan di Grand Hyatt Nusa Dua, Bali.
Sebagai penutup, Katrina mengajak seluruh pemangku kepentingan, dari regulator hingga media, untuk hadir dan berkontribusi dalam forum besar ini. “The 2025 Asia Grassroots Forum” menjadi panggung kolaboratif untuk menghasilkan rekomendasi konkret demi mendorong UMKM Indonesia menuju pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan,” pungkasnya.