JAKARTA-–Menteri
Pertanian Syahrul Yasin Limpo melepas ekspor komoditas pertanian dari dpetani
Sulawesi Utara (Sulut) dengan nilai ekspor setara Rp 124,7 miliar.
Komoditas yang diekspor yakni rempah pala biji, bunga pala, kelapa serabut,
kelapa parut, serta minyak sawit yang menjadi komoditas mentah andalan.
Komditas ini diekspor ke 11 negara, antara lain Belanda, Vietnam, China, Italia, Republik
Ceko, Mesir, Jerman, Latvia, Rusia, Selandia Baru dan Amerika Serikat.
“Pada saat sulit, seperti pandemi DCovid-19 seperti ini, kita buktikan
bahwa pertanian itu tidak boleh berhenti. Kita tidak boleh kehilangan
kesempatan untuk siapkan pangan,” kata Syahrul dalam siaran pers, Selasa
(21/4/20).
Mentan memberi apresiasi pada pelaku
usaha agribisnis di Sulut yang tetap aktif mengekspor rempah-rempah Indonesia
di tengah masa pandemi Covid-19.
Syahrul mengungkapkan, akses yang terkunci hanya yang India dan ke Italia,
itupun tetap diekspor. Bulan lalu juga masih tetap ekspor, hanya sampai
pelabuhan di sana belum bisa bongkar. Untungnya untuk tujuan ke Amerika dan
lainnya tetap bisa jalan.
“Hal ini menunjukkan komoditas pertanian tidak mengenal
pantangan apapun dan harus tetap tersedia sebab seluruh dunia tetap membutuhkan
makan, di antaranya komoditas rempah seperti pala, cengkeh dan lainnya,” ujar
Menteri.
Lebih lanjut Syahrul meminta para produsen hulu dan eksportir untuk terus
tingkatkan kerja sama agar dapat meningkatkan hasil produksi.
Sektor perkebunan saat ini menjadi andalan ekspor pertanian sehingga
terus diperluas cakupan ekspornya. Di antaranya melalui pembangunan kawasan
pertanian berbasis keunggulan komparatif, budaya, dan berorientasi ekspor.
Dalam mendorong ekspor, pemerintah dan pelaku usaha juga melakukan terobosan
yakni mulai dari pemanfaatan teknologi di hilir, efisiensi biaya produksi dan
daya saing melalui modernisasi.
“Selain itu diplomasi untuk menembus ragam dan pasar baru
serta penguatan sistem perkarantinaan yang didorong kearah digitalisasi,” pungkasnya.