Berita  

Mentan: Indonesia Produsen Beras Terbesar di Asean

BPS: Produksi Beras Januari-Maret Melonjak Hingga 52,32%/Dok. Ist
Ilustrasi | Dok. Ist

PeluangNews, Jakarta – Stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) tembus 3.701.006 ton, menjadikan Indonesia sebagai negara terdepan di kawasan Asean dalam hal produksi beras yang terus meningkat.

Berdasarkan data resmi Perum Bulog per 13 Mei 2025 pukul 11.03 WIB, CBP mencapai 3.701.006 ton.

“Ini hasil nyata kerja keras semua pihak, mulai dari petani, pemerintah pusat dan daerah, hingga Bulog dan jajaran yang aktif menyerap hasil panen petani di lapangan,” kata Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam keterangannya, di Jakarta, dikutip Rabu (14/5/2025).

Menurut Mentan, stok tersebut memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen beras terbesar di kawasan Asean, melampaui negara-negara utama seperti Thailand dan Vietnam.

Hal ini diperkuat oleh laporan resmi United States Department of Agriculture (USDA) yang menempatkan Indonesia di posisi puncak produksi beras Asia Tenggara.

Dia mengungkapkan, April 2025, produksi beras Indonesia untuk musim tanam 2024/2025 diperkirakan mencapai 34,6 juta ton, meningkat 600 ribu ton dari proyeksi sebelumnya dan naik 4,8% dibandingkan tahun lalu.

Stok beras Indonesia yang mencapai 3,7 juta ton, merupakan tertinggi sejak Bulog berdiri pada 1969, diperkirakan menembus 4 juta ton, mencatat rekor baru dalam ketahanan pangan nasional, sebagai bukti keberpihakan negara pada petani.

“Ini sejarah baru, stok beras kita menembus 3,7 juta ton, tertinggi dalam 57 tahun terakhir. Ini bukan hanya angka, tapi bukti konkret keberpihakan negara pada petani dan sistem pangan yang mulai kuat dari hulu hingga hilir,” kata dia.

Amran mengutarakan, pencapaian stok 3,7 juta ton membanggakan di tengah tantangan krisis pangan global dan peningkatan jumlah penduduk, diraih dalam waktu kurang dari lima bulan, lebih cepat dari tahun sebelumnya.

Capaian itu, lanjutnya, hasil kebijakan afirmatif pemerintah, termasuk program tambahan pupuk subsidi, penguatan alsintan, percepatan tanam, digitalisasi pertanian, dan jaminan harga gabah melalui penetapan harga dari Rp5.500 per kilogram (kg) menjadi Rp6.500 per kg.

Merujuk pada data historis, kata Amran, rekor sebelumnya terjadi pada September 1985 dengan stok 3.006.872 ton, kini telah dilampaui hampir 700 ribu ton lebih tinggi pada Mei 2025, melebihi puncak cadangan era swasembada di masa lalu.

Amran mengatakan pada 1984 Indonesia mencapai swasembada beras dengan 166,6 juta penduduk. Sedangkan pencapaian stok tertinggi 2025 diraih saat penduduk mencapai 283 juta, mencerminkan sistem pangan kini lebih kuat dan efisien.

Ketersediaan stok beras yang tinggi ini, tambah Mentan, menjadi alat kendali strategis negara untuk menjaga stabilitas harga di pasar dan memperkuat posisi Indonesia menghadapi tekanan pangan global.

“Stok ini akan kita gunakan untuk memperkuat cadangan strategis nasional, bantuan pangan, serta potensi ekspor jika diperlukan,” ujarnya, menandaskan.

Pemerintah menyiapkan gudang darurat dan menambah 25.000 gudang prioritas di seluruh Indonesia untuk mengantisipasi peningkatan serapan Bulog serta memastikan hasil panen terserap dan tersimpan aman.

Amran menegaskan bahwa, pemerintah optimistis tren positif berlanjut seiring puncak panen dan percepatan tanam musim kedua, dengan langkah stabilisasi pangan diperkuat melalui sinergi lintas lembaga dalam penyerapan, distribusi, dan pengendalian harga.

“Keberhasilan ini buah kebijakan tepat Presiden Prabowo Subianto, dengan sinergi dan keberpihakan pada petani, Indonesia tak hanya menuju swasembada tapi juga calon eksportir beras global,” paparnya. []

Exit mobile version