hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Berita  

Menperin: Industri Indonesia Makin Kompetitif

Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita.
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita.

PeluangNews, Jakarta-Sektor industri manufaktur Indonesia menunjukkan ketahanan yang solid di tengah tekanan global selama satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Meski dihadapkan pada perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok, lonjakan harga energi, serta gangguan rantai pasok dunia, sektor industri pengolahan nonmigas tetap mencatatkan kinerja ekspansif dan menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, capaian tersebut didukung oleh kebijakan pemerintah yang fokus pada peningkatan produktivitas, penguatan struktur industri, serta percepatan transformasi teknologi. “Berbagai dinamika global telah mendorong pemerintah memperkuat strategi industrialisasi berbasis nilai tambah di dalam negeri. Sektor industri Indonesia terbukti tangguh menghadapi tekanan eksternal berkat kebijakan industrialisasi, perluasan pasar, dan keberpihakan terhadap industri dalam negeri,” ujarnya dalam konferensi pers “1 Tahun Kinerja Industri Kabinet Merah Putih” di Jakarta, Senin (20/10).

Agus menjelaskan, salah satu langkah strategis Kementerian Perindustrian adalah peluncuran reformasi kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Reformasi ini menjadi bagian dari paket kebijakan ekonomi nasional yang berorientasi pada smart policy untuk menjawab tantangan industri yang semakin kompleks.

Kebijakan baru tersebut menitikberatkan pada empat fokus utama, yaitu pemberian insentif bagi industri yang berinvestasi di dalam negeri, penyederhanaan penghitungan TKDN, kemudahan bagi industri kecil melalui mekanisme self-declare, serta percepatan proses sertifikasi hingga lapisan kedua rantai pasok. Dengan penyederhanaan itu, pelaku industri kini memperoleh akses yang lebih cepat dan transparan dalam proses sertifikasi, sekaligus dapat memaksimalkan nilai tambah dari penggunaan produk dalam negeri.

“Reformasi TKDN tidak sekadar memperbaiki administrasi, tetapi merupakan strategi besar untuk memperkuat demand produk jadi melalui belanja pemerintah. Langkah ini akan memperkuat rantai pasok industri hilir hingga ke industri hulu atau yang kita kenal dengan pendalaman struktur industri,” kata Menperin.

Selain reformasi TKDN, Kemenperin juga mencatat kemajuan signifikan dalam pengembangan ekosistem industri halal nasional. Berdasarkan laporan State of the Global Islamic Economy Report (SGIER) 2024/2025, Indonesia menempati posisi ketiga dunia setelah Malaysia dan Arab Saudi, dengan kenaikan skor tertinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Indonesia bahkan unggul dalam tiga subsektor utama, yaitu modest fashion, farmasi dan kosmetik halal, serta makanan halal, yang seluruhnya berkaitan erat dengan sektor manufaktur.

Agus menilai perkembangan industri halal strategis karena membuka peluang ekspor yang luas. “Pemerintah berkomitmen memperkuat kolaborasi lintas sektor agar Indonesia tidak hanya menjadi konsumen produk halal, tetapi juga produsen utama di pasar global,” ujarnya.

Di sisi lain, transformasi digital di sektor manufaktur juga terus dipercepat melalui penerapan teknologi industri 4.0. Berdasarkan laporan dari 29 perusahaan National Lighthouse Industry 4.0, implementasi digitalisasi telah meningkatkan produktivitas hingga dua kali lipat, mempercepat waktu produksi hingga 600 persen, dan menekan emisi karbon hingga 190 persen. “Transformasi digital tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga membentuk industri yang lebih hijau, modern, dan berdaya saing tinggi,” ungkap Menperin.

Program Startup for Industry (S4I) turut mendorong kolaborasi antara startup teknologi dan sektor industri nasional. Melalui program ini, inovator muda mendapat akses pembiayaan, kemitraan jangka panjang, serta peluang ekspansi global. Sejumlah startup binaan Kemenperin bahkan telah meraih penghargaan internasional di Jerman dan Hongkong.

Dalam menjaga keberlanjutan industri, Kemenperin juga terus mengawal kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT). Pada 2025, sektor industri menjadi pengguna gas bumi terbesar dengan alokasi 25,91 persen dari total konsumsi nasional. Kebijakan ini diarahkan agar subsidi energi lebih tepat sasaran dan mendukung produktivitas sektor industri.

Selain itu, Kemenperin melanjutkan program restrukturisasi mesin dan peralatan industri untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing. Sepanjang 2024, program ini mencakup 34 perusahaan industri agro, 49 perusahaan tekstil dan produk tekstil, serta 90 industri kecil dan menengah, dengan total nilai penggantian mesin mencapai Rp65,1 miliar dan mendorong investasi baru lebih dari Rp700 miliar.

“Mesin yang lebih efisien dan modern berarti biaya produksi lebih rendah, kualitas produk meningkat, skill pekerja bertambah, dan daya saing industri semakin kuat,” jelas Agus.

Ke depan, Kementerian Perindustrian akan terus memperkuat kebijakan berbasis nilai tambah, memperluas penerapan teknologi industri 4.0, dan memperkuat sinergi lintas sektor. “Dengan fondasi kebijakan yang adaptif dan semangat kolaboratif seluruh pemangku kepentingan dalam ekosistem industri, kami optimistis sektor industri akan semakin tangguh, mandiri, dan berdaya saing global menuju Indonesia Emas 2045,” pungkas Menperin.

pasang iklan di sini