
Peluang News, Jakarta – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan, pihaknya menargetkan kontribusi sektor ekonomi kreatif (ekraf), khususnya dari sisi ekspor mampu mencapai 28 miliar dolar AS pada 2024.
Menurutnya, hal ini dilakukan untuk mendorong terciptanya peluang usaha dan lapangan kerja yang semakin luas.
“Nilai tambah ekonomi kreatif di 2023 telah menembus Rp1.415 triliun, di atas target Rp1.300 triliun. Tetapi kita punya PR (pekerjaan rumah) untuk nilai ekspor ekonomi kreatif yang di mana ini sebetulnya peluangnya lebih besar,” ujar Sandiaga dalam kegiatan Kelas Ekspor AKI bertema ‘Pelatihan Manajemen Ekspor Impor Dengan Simulasi,’ dikutip Sabtu (2/3/2024).
Ia menjelaskan, peluang peningkatan nilai ekspor tersebut tak terlepas dari menguatnya tingkat daya saing produk-produk ekonomi kreatif pelaku UMKM di tanah air.
Hal ini seperti yang dicapai oleh para peserta program Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI) yang merupakan salah satu program unggulan dari Kemenparekraf.
Bahkan, berdasarkan data yang dihimpun oleh Kemenparekraf, omzet para peserta AKI meningkat antara 15 hingga 30 persen.
Oleh karena itu, melalui pelatihan yang merupakan hasil kolaborasi Kemenparekraf dengan Kemendag ini, ia berharap agar para peserta nantinya tidak hanya dapat menjajaki pasar dalam negeri, melainkan juga menjadi juara di pasar mancanegara.
“Sehingga nantinya juga dapat mendukung target pencapaian nilai ekspor ekonomi kreatif di tahun 2024,” ucap Sandiaga.
“Pelatihan ini diharapkan menjadi investasi berharga bagi peserta terpilih yang merupakan para alumni AKI yang ingin memasuki pasar ekspor atau meningkatkan operasi ekspor mereka,” tambahnya.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, neraca perdagangan Indonesia sepanjang tahun 2023 secara akumulatif mengalami surplus sebesar 36,93 miliar dolar AS.
Begitu juga dengan neraca perdagangan periode januari 2024 yang kembali mencatat surplus sebesar 2,02 miliar dolar AS.
Hal ini memperpanjang catatan surplus sejak Mei 2020 atau surplus selama 45 bulan secara berturut-turut.
“Indonesia surplus besar sekali, tapi komoditasnya masih hanya yang selama ini mendominasi, belum disentuh dengan produk-produk kita yang lain seperti ekonomi kreatif seperti kuliner, kriya, dan fesyen,” kata Sandiaga.
Untuk itu, ia berharap dengan meningkatnya nilai ekspor produk ekonomi kreatif ini, maka nantinya akan berdampak pada penguatan ekonomi dan terciptanya lapangan kerja bagi masyarakat.
“Selain ekspor produk ekonomi kreatif dan nilai tambah ekonomi kreatif, yang terpenting juga adalah lapangan kerja yang kita harus ciptakan sampai 25 juta lapangan kerja di sektor ekonomi kreatif. Dan mereka lah (peserta pelatihan/UMKM) yang akan menciptakan lapangan kerja di Indonesia,” pungkasnya.
Sedangkan mengenai negara tujuan ekspor, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini berpesan agar para pelaku ekraf dapat menyasar pasar non tradisional.
Adapun negara-negara yang berpotensi secara ekonomi dan prospektif untuk menjadi tujuan pasar bagi Indonesia tersebut di antaranya seperti negara-negara yang berada di kawasan Amerika Latin, Eropa Tengah, Eropa Timur, Afrika, Asia Selatan, Asia Tengah, dan Pasifik Selatan.
“Jadi, kita harus dapat mendiversifikasi ini sehingga pasar-pasar yang belum tersentuh, apalagi Afrika ini pasar yang peluangnya sangat luar biasa ini nantinya dapat menjadi pasar produk ekonomi kreatif,” tandasnya.