Peluangnews, Jakarta – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki menyakini, kain-kain etnik tradisional (wastra) dikenal memiliki keunikan dan keberagaman dari berbagai daerah di Indonesia. Saat ini, semakin dilirik dan menjadi bagian dari industri fesyen dunia.
Itulah yang menjadi unggulan produk kain dalam negeri dibanding negara lain. Bahkan dua tahun lalu, produk kain dalam negeri hasil dari tenun gringsing Bali itu telah dipakai oleh merek Dior.
“Nah ini saya kira akan banyak kain lokal wastra lainnya yang akan menjadi bagian dari produk dunia,” kata Menteri Teten dalam keterangannya, Senin (31/7/2023).
Untuk mewujudkan hal tersebut, Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) turut aktif melakukan kerja sama dengan berbagai inkubator untuk mengurasi dan mendampingi para pelaku UMKM dan desainer lokal agar memenuhi standar dunia.
“Salah satunya KemenKopUKM yang telah bekerja sama dengan Institut Francais d’Indonesie (IFI) dan Pintu Inkubator untuk membawa produk fesyen termasuk kain tradisional masuk ke pasar Prancis dan Eropa. Karena kalau bekerja sendiri pasti butuh waktu yang lama. Bersama inkubator, mendorong bisnis UMKM ini terus berkembang ke pasar global,” ujar Teten.
MenKopUKM mendukung ajang Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2023 yang diinisiasi oleh Bank Indonesia (BI) dan menjadi komitmen BI bersama Pemerintah dalam mengakselerasi berbagai kebijakan pengembangan UMKM, agar semakin produktif dan kontributif guna mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
“Event seperti ini, selain mempromosikan produk kain Indonesia dan mendorong penjualan ritel, tetapi juga menjadi ajang business matching yang mengundang para buyer dari luar negeri, sehingga produk kain dan fesyen Indonesia yang kaya ini, terhubung dengan distributor di luar negeri,” kata Teten.
Seiring dengan tujuan tersebut, Ia menekankan, bahwa kekuatan produk dalam negeri ini harus dilindungi dari serbuan barang impor. Terutama kain-kain tradisional yang memiliki kekhasan dan keunggulan dibanding produk impor yang ada.
Terutama dengan kehadiran e-commerce, telah ada kajian di beberapa negara termasuk di dalam negeri, di mana banyak produk UMKM tanah air yang mulai tergerus produk impor di platform e-commerce.
Itu mengapa, ia sangat menekankan, agar perlu segera disusun kebijakan Pemerintah mengenai arus perdagangan dalam digitalisasi ekonomi tanah air.
“Alhamdilulilah sebentar lagi akan dibentuk Satgas untuk digital ekonomi yang memiliki tugas melindungi produk UMKM, e-commerce itu sendiri, industrinya, juga konsumen,” ungkap Teten. (alb)