Purwakarta (Peluang) : Koperasi punya potensi besar untuk menjadi kekuatan ekonomi umat.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan, Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi masyarakat (ormas) Islam terbesar di Indonesia punya potensi ekonomi syariah yang sangat besar. Sehingga perlu didorong membentuk badan usaha, khususnya koperasi berbasis syariah.
“Mari kita ciptakan badan usaha NU, di mana yang paling tepat memang koperasi, baik itu tingkat wilayah ataupun cabang,” kata Teten dalam Musyawarah Kerja Wilayah Nahdatul Ulama Jawa Barat 2022 di Purwakarta, Sabtu (17/12/2022).
MenKopUKM mengimbau agar umat NU jangan sampai berusaha sendiri-sendiri, baik itu petani, nelayan, atau pedagang. Apalagi di sektor pertanian, Teten menyebut masih banyak petani perorangan dengan lahan sempit di bawah setengah hektare.
“Akan sulit kita bangun ekonomi pertanian yang produktif dan efisien serta membawa kesejahteraan apabila berjalan sendiri-sendiri,” kata Teten.
Karena itu, Teten menjelaskan badan usaha yang dibentuk NU harus menjadi bagian supply chain usaha umat, bukan menjadi kompetitor. Pasalnya, apabila umat NU membuka warung sendiri-sendiri, akan sulit menyaingi ritel modern.
“Koperasi punya potensi besar untuk menjadi satu kekuatan ekonomi umat jika kemampuan manajerial, modernisasi, dan jaringan usahanya ditingkatkan,” ujarnya.
Dengan berkoperasi, Teten berharap NU tidak hanya mencetak kader yang mumpuni dalam ilmu agama, namun juga enterpreneur muda yang kontributif dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Sebab, koperasi merupakan badan usaha yang sangat dekat dengan masyarakat. Akses usaha seperti bahan baku, permodalan, serta pasar juga akan semakin mudah dengan berkoperasi.
“Dalam hal ini, saya tidak ingin pikirkan konsep ekonomi yang besar-besar, tapi coba kita pikirkan model ekonomi yang membumi untuk kepentingan umat,” kata mantan Kepala Staf Kepresidenan.
Lebih lanjut, Teten mengungkap koperasi dan usaha mikro kecil menengah (KUMKM) memegang peran krusial dalam pertumbuhan ekonomi bangsa. Populasi yang mencapai 99,9 persen dari total pelaku usaha di Indonesia, serapan tenaga kerja 97 persen, serta sumbangsih terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 61 persen membuat KUMKM tisak bisa dipandang sebelah mata.
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KemenKopUKM) telah bekerja sama dengan PBNU dalam rangka penciptaan wirausaha baru dikalangan santri melalui pendekatan program inkubasi dan pembiayaan yang juga disinergikan dengan program dari Menteri BUMN.
Teten pun menegaskan inisiatif MoU itu harus diturunkan dalam wujud pengembangan unit-unit usaha koperasi yang konkrit. Seperti masuk ke sektor produktif yang berbasis keunggulan lokal, termasuk pertanian, perikanan, peternakan, dan perkebunan.
Oleh karena itu, Teten berharap Musyawarah Kerja Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Barat 2022 bisa berlangsung lancar dan menghasilkan rumusan kebijakan strategis bagi pemberdayaan masyarakat Jawa Barat.
“Saya harap kegiatan ini menghasilkan rumusan arah kebijakan strategis bagi pemberdayaan masyarakat di wilayah Jawa Barat dan seluruh Indonesia,” ucap Teten.
Turut hadir dalam acara tersebut, Deputi Bidang Perkoperasian KemenKopUKM Ahmad Zabadi, Staf Khusus MenKopUKM Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan Riza Damanik, Rois Syuriah PWNU Jawa Barat KH Dr. Abun Bunyamin, Ketua Tanfidziah PWNU Jawa Barat KH. Juhadi Muhammad, Ketua Yayasan Ponpes Al-Muhajirin Purwakarta Dr. Ifa Faizah Rohmah, Katib Syuriyah PWNU Jawa Barat KH. Ade Fatahilah, serta Sekretaris Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat Suhra.