hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

MenKopUKM: Garda Transfumi Perluas Lapangan Kerja Baru yang Berkualitas di Tanah Air

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM), Teten Masduki dalam kegiatan Transfumi Nationwide Conference bertema ‘Bela Negeri Tunjukkan Bakti,’ di Sleman, Daerah Istinewa Yogyakarta (DIY)/Dok. Istimewa

Peluangnews, Yogyakarta – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM), Teten Masduki menyampaikan, kehadiran Garda Transformasi Formal Usaha Mikro (Transfumi) berperan penting dalam mendorong terciptanya lapangan kerja baru yang berkualitas di tanah air.

Selain itu, Transfumi juga dinilai dapat membantu transformasi usaha informal menjadi formal, sehingga mampu mencetak wirausaha baru di Indonesia.

“Garda Transfumi harus berperan aktif untuk membantu menciptakan wirausaha atau entrepreneur yang mengagregasi usaha-usaha agar mereka naik kelas bukan justru menciptakan pegawai. Karena kalau mereka berusaha sendiri-sendiri pasti akan sangat berat,” kata MenKopUKM, Teten Masduki dalam kegiatan Transfumi Nationwide Conference bertema ‘Bela Negeri Tunjukkan Bakti,’ di Sleman, Daerah Istinewa Yogyakarta (DIY), Rabu (22/11/2023).

Tak hanya itu, Garda Transfumi kata MenKopUKM, juga bertugas untuk membantu Pemerintah dalam menjalankan strategi untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara maju dengan menciptakan lapangan kerja baru dan menggantikan 97 persen lapangan pekerjaan yang saat ini masih didominasi oleh sektor informal.

“Sulit jika pendapatan per kapita Indonesia yang saat ini masih sekitar 4.500 dolar Amerika Serikat (AS) per kapita untuk ditingkatkan menjadi 13.000 dolar AS per kapita dalam 20 tahun ke depan, jika kita tidak mengubah struktur ekonomi dan kualitas lapangan kerja saat ini,” ujarnya.

Oleh karena itu, Garda Transfumi diharapkan akan menjadi gerakan bersama dalam mengembangkan potensi ekonomi daerah melalui industrialisasi berbasis bahan baku lokal yang melibatkan UMKM, sehingga mampu menciptakan lapangan kerja dan ekonomi baru.

Adapun salah satu persyaratan usaha mikro untuk naik kelas yaitu melalui kepemilikan perizinan berusaha yang didukung dengan sertifikasi produk yang menunjang kegiatan usahanya.

Dengan kepemilikan perizinan berusaha dan sertifikasi produk, maka hal ini akan mempermudah pelaku usaha mikro untuk masuk ke ekosistem digital dan mengakses pembiayaan dari lembaga keuangan formal.

“Dengan bantuan Garda Transfumi, KemenKopUKM mengklasifikasi berdasarkan usaha sejenis, misalnya produk makanan dan sebagainya, dimasukkan dalam klaster koperasi. Naik kelasnya tidak bisa sendiri-sendiri, sehingga nanti isu yang menyangkut kesulitan akses pembiayaan dan lainnya bisa lebih mudah diatasi bersama,” jelas Menteri Teten.

Melalui LPDB-KUMKM, usaha mikro yang tergabung dalam koperasi juga akan diberikan kemudahan dalam pembiayaan. Berbeda dengan lembaga-lembaga pembiayaan lainnya seperti bank yang memiliki persyaratan yang lebih rumit. Pasalnya, perbankan memiliki pertimbangan prinsip kehati-hatian yang tinggi atas kemungkinan kredit macet dari para nasabahnya.

“Kalau UMKM bisa menjadi bagian dari rantai pasok, berkolaborasi ke dalam koperasi dan usaha besar, maka akan ada kepastian pasar. Ini yang harus dibangun. Susah memaksa bank untuk memberikan pembiayaan kepada usaha yang kecil-kecil karena potensi NPL yang tinggi. Untuk itu para pendamping jangan lagi melakukan pendampingan orang per orang, tetapi melalui klaster usaha,” tutur Menteri Teten.

Sementara itu, Staf Khusus Menteri Koperasi Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kreatif, Fiki Satari mengatakan, daya saing kompetisi usaha akan semakin berat ke depannya. Untuk bisa melalui itu, usaha mikro harus bersinergi atau berkonsolidasi meningkatkan skala ekonomi agar mendapatkan standardisasi pasti dan posisi tawar (bargining) yang tinggi.

Fiki menambahkan, pendekatan yang bisa dilakukan Garda Transfumi yakni dapat melalui dua program strategis KemenKopUKM yang mencakup mengembangkan sektor hulu dengan factory sharing dan pembiayaan. Sementara di hilir, dapat melalui offtaker, logistik, distributor, dan mitra agregator.

“Jadi, UMKM itu tidak bisa berjuang sendiri. Mereka butuh ekosistem yang mendukung UMKM untuk dapat berkembang secara optimal. Produk UMKM yang unggul harus masuk ke dalam rantai pasok industri. Diperlukan juga penguatan ekosistem melalui koperasi untuk membina UMKM supaya bisa menjadi ‘local heroes’ di setiap daerahnya,” pungkas Fiki.

pasang iklan di sini