hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

MenKopUKM Dorong Produk Kulit Garut Agar Setara Dengan Brand Italia

MenKopUKM Dorong Produk Kulit Garut Agar Setara Dengan Brand Italia/Dok. Ist

Peluang news, Jakarta – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM), Teten Masduki mendorong agar kualitas produk kerajinan kulit seperti sepatu, tas, jaket, dan sebagainya yang merupakan khas dari Garut, Jawa Barat, bisa sejajar dengan produk kulit asal Virenze, Italia.

Hal ini dikarenakan, menurutnya, karena kiblat mode kulit itu ada di Italia dan Indonesia bisa meniru dengan mengarah ke sana.

Meskipun kerajinan kulit Garut telah berusia lebih dari 100 tahun atau sama dengan usia kerajinan kulit Italia, namun kata Teten, secara kualitas dan brand kerajinan kulit Garut masih jauh tertinggal dibandingkan dengan Italia.

Hal ini ia sampaikan dalam kegiatan peresmian Rumah Produksi Bersama (RPB) Komoditas Kulit, di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (17/2/2024).

“Apalagi, di negara-negara Barat, mereka selalu mengembangkan permesinan sebagai alat produksi, sedangkan di kita tidak pernah mengembangkan atau memodernisasi alat produksi produk, khususnya produk kulit,” kata Teten.

Untuk itu, ia berharap agar RPB ini nantinya bisa menjadi pusat untuk pengembangan ekosistem kulit di Kabupaten Garut.

“Sehingga nantinya produk-produk kulit dari Garut bisa terkenal di mancanegara dan brand kulit Garut bisa naik kelas,” ucapnya.

Kendati demikian, ia mengakui bahwa isu utama dari produk-produk UMKM adalah isu mengenai kualitas, sehingga tidak bisa bersaing dengan produk pabrikan dan luar negeri.

“Apalagi cara produksi UMKM itu masih cukup sederhana. Dengan adanya alat-alat produksi modern di RPB, diharapkan produk UMKM semakin berkualitas,” ujarnya.

Selain itu, dengan adanya RPB pula, ia berharap agar kualitas produk-produk kulit asal Garut bisa terus tumbuh sesuai dengan keinginan dan tuntutan pasar dunia. Bahkan, produk hilirnya sudah harus berkelas dunia.

Pasalnya, menurut Teten, RPB bukan hanya sekadar tempat untuk menyediakan alat produksi belaka, melainkan juga sebagai Co-Working Space, sebuah tempat untuk belajar bersama, bertukar informasi, hingga ajang inovasi produk.

“Maka, di RPB nantinya juga akan disiapkan konsultan untuk memperkuat ekosistem bisnis,” ucapnya.

Lebih lanjut, ia menambahkan, RPB juga akan menjadi tempat untuk pengembangan desain dari produk-produk UMKM.

“Untuk itu, kita harus memahami bahwa tren produk kulit dunia dan perilaku konsumen, RPB harus menjadi Center of Excellence,” pungkasnya.

Oleh karena itu, Teten berharap agar RPB harus terus dikelola dengan baik, karena di dalam RPB juga diperlukan suatu keahlian manajerial industri yang profesional.

“Kita juga harus memelihara dan terus memodernisasi alat karena industri terus berkembang. Sehingga, RPB tidak akan mengalami penuaan, tetapi dapat terus berkembang,” tutur Teten.

“Selain itu, RPB tidak boleh mati secara bisnis, melainkan harus berkelanjutan dan dikelola dengan baik. Pengelolaannya harus disiapkan dengan baik, harus running well agar tidak mangkrak,” tambahnya.

pasang iklan di sini