hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

MenKopUKM Dorong Perkembangan Serat Rami Untuk Industri Tekstil di Tanah Air

MenKopUKM Dorong Perkembangan Serat Rami Untuk Industri Tekstil di Tanah Air/Dok. Ist

Peluang News, Jakarta – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM), Teten Masduki mendukung perkembangan komoditas rami yang menghasilkan serat kain dan benang sebagai alternatif bahan baku industri tekstil.

Ia menyampaikan, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) berkomitmen untuk terus melindungi industri tekstil dan turunannya seperti konveksi, yang di mana tekstil sulit bersaing dengan China.

“Maka produktivitas rami yang sangat bagus, berpotensi menjadi fondasi ekonomi kita khususnya di industri tekstil dalam negeri,” ujar Teten Masduki dalam kunjungan kerjanya ke CV Ramindo Berkah Persada Sejahtera (Rabersa) di Wonosobo, Jawa Tengah, dikutip Senin (1/4/2024).

“Apapagi, produktivitas rami dari Indonesia memiliki kualitas yang sangat bagus dan berpotensi menjadi fondasi bagi industri tekstil nasional,” imbuhnya.

MenKopUKM Dorong Perkembangan Serat Rami Untuk Industri Tekstil di Tanah Air/Dok. Ist

Oleh karena itu, ia menilai bahwa berbagai hal yang dilakukan CV Rabersa dalam mengolah tanaman rami menjadi serat alam meski dalam tahap yang sederhana, sudah dilakukan melalui proses setara industri.

Kualitas produk yang dihasilkan pun tak kalah bagus dengan produk-produk pakaian yang ada di pasaran.

“Industri ini ekosistemnya tetap perlu dimodernisasi. Apalagi jika nanti rami dijadikan sumber serat nasional, maka serat rami menjadi bahan baku yang dihasilkan dari hasil bumi Indonesia yang melibatkan petani kecil di ladang sehingga kemudian bisa menjadi kekuatan ekonomi,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menekankan, di sektor hilir, industri tekstil bisa dikatakan sudah lebih baik dibandingkan sektor hulunya.

Yang di mana bahan baku tekstil belum tersedia banyak di Indonesia, sehingga masih didukung oleh bahan baku impor.

“Bahkan, sirkular ekonomi dari serat rami juga sangat besar. Daunnya bisa untuk pakan ternak kambing atau domba, biomassa ternak dapat dimanfaatkan untuk pupuk organik, bulu dombanya pun dipakai menjadi benang wol artinya ini zero waste. Benefit sirkular ekonomi tak kemana-mana dinikmati oleh petani lagi,,” jelasnya.

Saat ini, Indonesia juga tengah menyiapkan diri sebagai modest fashion lewat berbagai event kelas dunia.

Jika tidak punya kekhasan, maka akan sangat sulit bagi Indonesia untuk bersaing dengan negara lain di industri modest fashion dunia.

Untuk itu, dalam mendukung industri tekstil melalui perkembangan serat rami ini, KemenKopUKM berencana akan membangun Rumah Produksi Bersama (RPB) serat rami untuk mendukung industri tekstil bersama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Wonosobo.

“Setidaknya dibutuhkan sekitar 5.000 meter persegi yang dikelola berbasis koperasi multipihak, agar memudahkan kita mencari investor dengan fokus pada produk custom dan ketersediaan bahan baku,” katanya.

Ia berharap agar kerja sama dengan KemenKopUKM ini dapat terus berkelanjutan. Sebab, ia memiliki mimpi besar yang tak hanya untuk membangun industri, melainkan juga untuk mengedukasi masyarakat mengenai serat alami.

“Untuk itu, KemenKopUKM bersama CV Rabersa dan KaIND (Kain Indonesia) sedang menyusun kajian kelayakan dan perhitungan kebutuhan pengembangan sentra industri serat alami dengan pendekatan Integrated Farming yang akan dioperasionalkan oleh koperasi dan UKM menjadi ekosistem bisnis untuk serat alami dari berbagai bahan baku serat seperti Rami, Nanas, Wol Bulu Domba, dan Sutera Eri,” tuturnya.

pasang iklan di sini