
Peluang news, Jakarta – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM), Teten Masduki menyampaikan apresiasinya terhadap BRI yang telah berkomitmen untuk terus memberikan pemberdayaan kepada desa-desa di seluruh Indonesia.
Diketahui, salah satu komitmen secara kontinyu ini diberikan melalui program Desa BRILiaN yang diselenggarakan oleh BRI.
“Program ini menjadi suatu terobosan untuk mendorong desa di seluruh Indonesia agar mampu mengembangkan potensi desa, meningkatkan kapabilitas baik berupa peningkatan softskill dan hardskill melalui berbagai aktivitas pemberdayaan yang berkesinambungan dan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi di desa,” ujar Menteri Teten dalam keterangan resminya, Kamis (11/1/2024).
Pada 2023, BRI mampu memberdayakan sebanyak 3.178 desa di seluruh Indonesia dengan empat pilar penopang Program Desa BRILian.
Adapun keempat pilar tersebut di antaranya yaitu menggerakkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai motor ekonomi desa, digitalisasi desa dengan penetrasi produk-produk digital dan aktivitas penggeraknya, mendorong inovasi di desa, serta membangun keberlanjutan dan ketangguhan dalam mengembangkan desa.
Dengan adanya program ini, MenKopUKM berharap agar BRI dapat terus menjadi lembaga jasa keuangan yang dapat memberikan dampak baik bagi pertumbuhan perekonomian di desa, terutama untuk mengerakkan produk-produk lokal dari UMKM-UMKM desa.
“Khususnya bagi perbankan, juga diharapkan berfokus juga dalam kemudahan pembiayaan rantai pasok di desa-desa,” ucapnya.
Di samping itu, ia juga mengucapkan selamat dan apresiasinya atas pencapaian yang luar biasa dari 15 finalis desa BRILian tahun 2023.

“Kami berharap, para finalis ini mampu menjadi inspirasi bagi seluruh desa di Indonesia dalam membangun perekonomian desa dan perekonomian Indonesia,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama BRI, Sunarso menjelaskan, program Desa BRILiaN merupakan program pemberdayaan desa sebagai upaya agent of development oleh BRI, yang diselenggarakan sejak tahun 2020 lalu.
Menurutnya, program ini merupakan salah satu upaya BRI untuk lebih mengenal potensi wilayah bagian dari integrasi aktivitas pemberdayaan dan eksistensi petugas BRI atau Mantri BRI, serta inisiatif lainnya mulai dari pengembangan klaster usaha BRI, platform pasar BRI, dan lain-lain.
Ia memaparkan, hal-hal yang menjadi fokus dalam kegiatan ini di antaranya yaitu mengenai pengembangan aspek entrepreneurship, kemampuan mengembangkan kelembagaan, skill digitalisasi, dan sebagainya.
“Mengembangkan potensi desa dan digitalisasi sebagai social value. Kita tak sekadar memberi ikan, tetapi juga kailnya. Pemberdayaan sampai mereka bisa mandiri baik secara entrepreneurship, manajerial, administrasi, leaderhip, akses pasar, hingga akses informasi teknologi yang dikembangkan mampu mengelola potensi desa untuk terus unggul,” jelasnya.
Bahkan, program Desa BRILian tersebut juga turut meningkatkan level inklusi keuangan di desa-desa.
“Bahkan dari program ini, DPK BRI turut naik menjadi 29,9 persen atau mencapai lebih dari Rp6 triliun. Nasabah kredit naik 26 persen, sebanyak 177.000 orang yang tadinya tak berani mengambil kredit, saat ini berani mengambil kredit,” tutur Sunarso.
“Bahkan, nilai piinjaman desanya bisa mencapai lebih dari Rp16,1 triliun. Lalu Agen BRILink juga mencapai lebih dak 700 ribu agen di desa,” imbuhnya.