octa vaganza

Menkop UKM Puspayoga Minta Forkom KBI Berikan Masukan kepada Pemerintah

Menteri Koperasi UKM Puspayoga usai membuka Rapat Anggota Tahunan ke 45 Kospin Jasa, Sabtu (16/3/2019) di Pekalongan Jawa Tengah-Foto: Dokumentasi Peluang.

PEKALONGAN—-Pemerintah membuka peluang sebesar-besarnya bagi koperasi, agar bisa besar seperti di negara lain. Untuk mencapai sasaran tersebut pemerintah meminta peranan koperasi-koperasi yang sudah masuk kategori besar agar menularkan kiat-kiat  keberhasilannya kepada koperasi lainnya.

Berharap banyak dengan keberadaan Forum Koperasi Besar Indonesia (Forkom KBI), Menteri Koperasi UKM Puspayoga meminta agar, lembaga tersebut memberikan masukan kepada pemerintah dalam hal pengembangan koperasi Indnesia yang lebih baik ke depan.

“Koperasi haris besar,jangan lagi berkonotasi kecil melulu, saya minta Forkom KBI berikan masukan kepada pemerintah, sehingga kami bisa menyiapkan regulasi yang memudahkan bagi koperasi untuk berkembang,” ujarnya.

Menkop mengemukan hal itu saat beramah tamah dengan Forkom KBI usai membuka Rapat Anggota Tahunan ke 45 Kospin Jasa, Sabtu (16/3/2019) di Pekalongan Jawa Tengah.

Sejumlah anggota Forkom yang hadir pada kesempatan itu antara lain, Iwan Setiawan (KSP-Sejahtera Bersama Bogor), Yayat Hidayatullah (Kopsyah BMI Tangerang ), Tumbur Naibaho KSP Makmur Mandiri Bekasi) Andi Amri (KSP Huria Bakti Makassar), HR Soepriyono (KSP Kodanua Jakarta), Rimond B Sukandi (Koapgi Tangerang), Chandra Saritua ( KSP Nasari Semarang), Sugiharto (KSU Tunas Jaya Jakarta), dan Yanuedi Melayanto ( Kopkar Bukopin Selindo).

Harapan agar koperasi tumbuh besar, kata Menkop sudah acap kali disampaikan pemerintah karena hanya melalui koperasi jalan untuk menyejahterakan masyarakat bisa terselenggara lebih cepat.

“Pada acara Harkopnas tahun lalu, Presiden Jokowi juga sudah memberi contoh konkret, yaitu Koperasi peternak Susu, Fonterra di New Zealand, yang merupakan pelaku ekonomi terbesar di negeri itu, Presiden bahkan menyuruh kita untuk belajar langsung, datang ke sana,” ujar Menkop.

Selain contoh Koperasi Fonterra yang fenomenal di New Zealand,  menteri juga mengingatkan bahwa di sejumlah negara besar seperti Singapura, Amerika Serikat, Jepang, dan Korea, menjadikan koperasi masuk dalam jajaran perusahaan terbesar di negaranya.

Puspayoga  mengakui bahwa selama ini masih terdapat kendala bagi koperasi untuk dapat tumbuh lebih cepat, antara lain UU yang belum juga selesai dan pandangan miring bahwa bisnis koperasi hanya kelas pinggiran.

Selain itu, koperasi juga masih dihadang oleh kebijakan perpajakan yang dinilai masih tidak adil. Masalahnya, lanjut Menkop, ketimpangan itu bukan untuk dikeluhkan tapi dicarikan solusinya sehingga ada jalan keluar yang lebih baik untuk kemajuan koperasi.

“Kalau masalah pajak masih dinilai belum adil, ayo ajukan bersama-sama dimana keberatannya, putuskan dalam rapat bersama dan kemudian lakukan audiensi dengan Ditjen Pajak,” sarannya.

Menteri menambahkan, reformasi koperasi yang dilakukannya selama ini telah berhasil menyisir lebih dari 60 ribu koperasi yang hanya tinggal papan nama. Koperasi kategori abal-abal itu dikeluarkan dari daftar pemerintah, sehingga hanya tersisa sekitar 153 ribu unit.dari jumlah tersebut tarcatat baru 80 ribu unit yang sudah menggelar RAT rutin.

Dengan  memangkas koperasi non aktif tersebut, hasilnya terlihat dari kontribusi usaha koperasi terhadap PDB yang semula hanya 1,7% kini sudah 4,48%.

“Apabila koperasi besar ikut terlibat dalam membantu koperasi lainnya untuk juga tumbuh besar, saya yakin kontribusi  terhadap PDB bisa lebih dari 5%. Karenanya, ayo koperasi besar segera rapatkan dan bicarakan konsep terbaik yang bisa disumbangkan untuk perbaikan koperasi ke depan, sehingga pemerintah bisa menyiapkan regulasinya,” harap Menkop lagi.

Kehadiran Menkop dalam RAT Kopsin Jasa, dikatakan karena dirinya ingin melihat langsung pertumbuhan koperasi yang hingga kini menduduki tempat teratas di Indonesia itu. “Sebagai salah satu Koperasi Besar,  aset Kospin Jasa sudah menyentuh Rp 8,5 triliun dan usahanya sudah setara dengan bank, “ujarnya.

Hingga kini, Kospin Jasa menjadi salah satu contoh koperasi yang berhasil menjadi besar. Kospin Jasa juga telah menjadi tiga koperasi besar di Indonesia yang menyalurkan Kredit Usaha Rakyat.  Sebagai badan usaha bersama yang dimiliki orang per orang, koperasi memang harus tumbuh besar, tetapi besarnya koperasi adalah bersama-sama dengan  anggotanya. Alih-alih hanya pengurusnya saja yang besar. (Irm)

 

 

Exit mobile version