PURBALINGGA— Menkop-UKM Teten Masduki melakukan panen buncis Kenya di Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja. Bersama Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, Teten meresmikan gerai pasar tani “Tani Bangga Store” di Desa Gemuruh, Kecamatan Padamara, dilanjutkan melepas ekspor buncis Kenya dengan tujuan Singapura, Sabtu, 21 Agustus 2021
Teten mengapresiasi upaya Ketua Koperasi Petani Max Yasa Ngahadi Hadi Prawoto yang membangun bisnis model di sektor pertanian, dengan menempatkan koperasi sebagai offtaker. Pria berusia 37 tahun ini membina 500 petani di desanya sejak 2014 dengan mengubah pola pikir mereka menjadi entrepreneur.
Ngahadi bersama petani Purbalingga mampu melakukan ekspor rutin hasil pertanian (buncis) ke Singapura. Sebelum pandemi volume ekspor mencapai 1,5 ton per hari, namun selama pandemi angka tersebut menurun 50% menjadi 700 kilogram buncis Kenya per hari, dan 700 kilogram buncis lokal per hari.
Sedangkan untuk harga jual, komoditas buncis Kenya Rp18.000 per kilogram dan buncis lokal Rp12.000 per kilogram. Ngahadi menjelaskan pengiriman buncis dilakukan setiap Senin sampai dengan Kamis menuju Singapura melalui Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Menurut Menkop dengan berkoperasi, para petani tidak lagi memikirkan produknya mau dijual kemana. Koperasi yang akan berhadapan dengan pasar, agar ada kepastian harga dan pasar bagi produknya.
“Kami akan terus membangun dan memperkuat bisnis model di sektor pertanian agar bisa masuk skala ekonomi. Untuk itu, para petani berlahan sempit harus bergabung atau mendirikan koperasi agar masuk skala ekonomi,” kata Teten dalam keterangan tertulis.
Lanjut Menkop, jika petani langsung berhadapan dengan pasar terutama peritel besar, maka akan selalu kalah dalam posisi tawar. Menurut Tetan apa yang dilakukan Ngahadi membangun bisnis model sektor pertanian dengan menempatkan koperasi sebagai offtaker.
“Untuk membangun bisnis mdel ini perlu kerja sama antara pemeirntah pusat, kepala daerah dan local heroes seperti Ngahadi ini,” ucap Teten.
Sementara Ketua Koperasi Petani Max Yasa, Ngahadi Hadi Prawoto menyampaikan Tani Bangga Store (minimarket/pasar modern) didirikan untuk mencetak petani-petani yang lebih modern dalam pola pikir dan proses produksi, serta berorientasi ekspor.
“Sejak awal tanam hingga proses petik hasil, kami mendampingi para petani agar mampu menghasilkan produk berkualitas tinggi dengan kemasan produk yang baik,” kata Ngahadi.