
PeluangNews, Bekasi – Menteri Koperasi (Menkop) Ferry Juliantono mengajak Induk Koperasi Unit Desa (INKUD) beserta mitra bisnisnya, dan para perusahaan ritel modern, untuk bersama-sama membangun ekosistem pengembangan Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes) Merah Putih secara menyeluruh.
Hal tersebut diungkapkan Menkop Ferry saat memberikan sambutan pada acara Peletakan Batu Pertama Pembangunan dan Renovasi Kawasan Industri INKUD Cikarang, Bekasi, Selasa (4/11/2025).
Hadir dalam acara, Ketua Umum INKUD Portasius Nggedi, Wakil Bupati Kabupaten Bekasi Asep Surya Atmaja dan Deputi Bidang Pengembangan Usaha Koperasi Kementerian Koperasi (Kemenkop) Panel Barus.
Menkop menegaskan dukungannya, terhadap pembangunan kawasan industri yang digagas oleh INKUD di kawasan Cikarang. “Kawasan Industri ini nantinya diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja yang luas, sehingga sesuai dengan tujuan hadirnya Koperasi dalam mengurangi tingkat pengangguran,” ujarnya.
Kemenkop berharap, melalui pembangunan ini, koperasi dapat naik level tidak hanya beroperasi dalam ranah kecil tapi bisa merambah ranah industri yang lebih besar.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya besar mendukung pengembangan koperasi desa di seluruh Indonesia,” tegasnya.
Saat ini, sudah terbentuk lebih dari 82.000 koperasi desa dan kelurahan yang berstatus badan hukum. Dari jumlah tersebut, sekitar 7.500 koperasi sedang dalam tahap pembangunan fisik, termasuk pembangunan gudang, gerai, dan sarana pendukung lainnya.
“Presiden Prabowo menargetkan pada bulan Maret 2026, seluruh koperasi tersebut sudah siap beroperasi secara penuh,” ucap Menkop Ferry.
Target besarnya adalah, membangun 1.000 lokasi titik tanah setiap hari untuk mendukung pengembangan koperasi desa.
“Dengan dukungan semua pihak dan doa yang tulus, kami yakin target Presiden untuk memiliki 80.000 ritel modern di desa dan kelurahan dapat tercapai,” katanya.
Presiden, sambung Menkop, memiliki visi besar agar koperasi kembali menjadi soko guru perekonomian nasional, berbeda dengan masa lalu ketika peran koperasi sempat diperkecil.
Kini, dengan dukungan Pemerintah dan kebijakan yang baru, koperasi didorong untuk kembali aktif di sektor produksi, distribusi, industri, dan kredit. Bahkan, dua minggu lalu keluar peraturan pemerintah yang mengizinkan koperasi mengelola tambang mineral seluas 2.500 hektare (ha).
“Kawasan industri yang dibangun ini, juga akan mendukung suplai alat-alat produksi bagi koperasi, sehingga ekosistem koperasi desa semakin kuat dan mandiri,” imbuh Menkop Ferry.
Di kesempatan yang sama, Wakil Bupati Kabupaten Bekasi Asep Surya Atmaja melaporkan, saat ini terdapat 40-50 unit usaha yang sudah berjalan di bawah jaringan INKUD. Antara lain usaha simpan pinjam, apotek, klinik, usaha sembako, kelas pelatihan, serta forum komunikasi KUD desa yang aktif berkoordinasi di tingkat kabupaten guna meningkatkan sinergi antar KUD.
Asep mengatakan, adanya Kopdes Merah Putih terutama untuk Kabupaten Bekasi yang memiliki 3,3 juta penduduk dengan 2,1 juta di antaranya membutuhkan pekerjaan, peran Kopdes Merah Putih sangatlah penting untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Kalau ada alat seperti dryer, kita tidak perlu lagi melakukan pekerjaan secara manual. Misalnya dalam penyebaran benih padi dan pupuk. Bahkan sudah ada teknologi drone yang bisa digunakan untuk menyebarkan pupuk secara efisien,” ujarnya.
Dia berharap, para petani bukan lagi sebagai pekerja yang turun ke sawah bukan hanya untuk bertani, tetapi juga untuk menjadi bagian dari pasar dan distribusi hasil pertanian.
“Hal ini menunjukkan pentingnya pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang kita miliki, agar dapat berperan aktif dalam berbagai aspek pertanian dan pasar,” tegas Asep.
Tiga Zona Utama
Sementara itu, Ketua Umum INKUD Portasius Nggedi mengatakan, peletakan batu pertama pembangunan kawasan industri INKUD ini merupakan kawasan industri terintegrasi seluas 51 hektare (ha).
“Proyek ini merupakan langkah awal kolaborasi antara INKUD dengan berbagai mitra usaha dari dalam dan luar negeri, yang menandai titik tolak baru dalam perjalanan membangun industri pertanian, kelistrikan, dan produk mesin air mineral,” katanya.
Sebab, selama ini, seringkali rantai produksi terputus karena petani tidak mendapatkan produk-produk pendukung pertanian yang memadai.
Di mana Jaringan INKUD yang tersebar di desa-desa sangat kekurangan alat seperti dryer dan mesin-mesin pertanian. Untuk itu, pembangunan kawasan industri ini hadir sebagai solusi untuk mengatasi kendala tersebut.
Dia merinci, kawasan industri ini akan dibagi menjadi tiga zona utama. Zona pertama yang hari ini diserahkan kepada jaringan INKUD yang fokus pada kelistrikan dan produksi air mineral.
Zona kedua akan mengaplikasikan berbagai teknologi canggih, termasuk kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), sementara zona ketiga akan mengembangkan peralatan drone dan teknologi lainnya.
“Lebih dari sekadar membangun pabrik, proyek ini adalah upaya merajut kemandirian produk dengan komponen dalam negeri (TKDN) yang ditargetkan mencapai 20-40 persen,” tegasnya.
Bahkan, kawasan ini akan menjadi tempat assembling mesin-mesin pertanian yang sebelumnya diimpor, sehingga industri dari hulu hingga hilir dapat tumbuh secara mandiri.
Saat ini, sudah ada tujuh mitra yang akan menempati kawasan ini dari target total sekitar 50 mitra. Proses renovasi kawasan diperkirakan memakan waktu tiga bulan, dan pembangunan pabrik sekitar 7-8 bulan. (RO/Aji)
Baca Juga: Inkud Gandeng Golden Corporation Tingkatkan Produksi Koperasi Perikanan







