JAKARTA—Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menginginkan adanya pembiayaan bagi offtaker atau penjamin produk pangan. Caranya dengan meningkatkan penyaluran dana fintech pada sektor pertanian yang menyumbang 13 persen PDB Indonesia ini.
Saat ini menurut Teten, penyerapan KUR di sektor pertanian juga masih tergolong rendah yakni baru terserap 29,84 persen pada Juli 2021. Capaian ini masih jauh di bawah KURsektor perdagangan sudah di atas 44 persen.
“Untuk mendorong sektor pertanian maka dibutuhkan penerapan teknologi terintegrasi, e-commerce, platform, pendanaan, infrastruktur rantai pasok,” kata Teten dalam jumpa pers daring, Jumat (13/8/21).
Teten menegaskan, bank tidak akan berani masuk ke sektor produktif pertanian yang usaha-usaha kecil perorangan dalam skala non-ekonomis karena tidak ada kepastian market dan harga tanpa adanya terobosan tersebut.
“Dengan demikian kalau diperkuat dengan pembiayaan dana bagi agregator atau offtaker produk-produk pangan, saya kira sektor perbankan mau masuk,” terang Teten.
Pengalaman Kemenkop UKM melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir atau LPDB, dengan memperkuat koperasi pangan atau koperasi sebagai offtaker produk-produk pertanian maka bank mau masuk ke sektor produktif pertanian.
Teten juga mengatakan, sinergi industri jasa keuangan dan teknologi sangat diperlukan dalam percepatan digitalisasi UMKM dalam kemudahan pembiayaan.
Kemenkop UKM mengharapkan dapat dilakukan penyesuaian suku bunga pembiayaan agar lebih kompetitif dengan suku bunga perbankan konvensional dan menerapkan layanan yang ramah serta komprehensif bagi UMKM.