Peluang News, Jakarta-Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid memperkenalkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Pelindungan Anak (PP Tunas) dalam forum Asia-Pacific Telecommunity (APT) 2025 yang berlangsung di Tokyo, Jepang, Sabtu (31/5/2025).
“PP Tunas adalah langkah besar Indonesia untuk menciptakan ruang digital yang aman, inklusif, dan terpercaya bagi anak-anak,” ujar Meutya dalam sesi diskusi panel A forum APT.
Meutya menjelaskan bahwa regulasi ini mewajibkan penyelenggara sistem elektronik untuk memastikan konten yang sesuai dengan usia anak, menyediakan fitur kontrol orang tua, menerapkan verifikasi pengguna, dan membangun sistem pelaporan yang efektif atas konten berbahaya.
“Inisiatif ini berupaya menjaga keselamatan anak-anak di ruang digital yang terus berkembang, melalui aturan dan pedoman bagi operator sistem elektronik, serta mempromosikan literasi digital,” katanya.
Ia menambahkan, PP Tunas juga mendorong edukasi digital kepada anak, orang tua, dan pendidik untuk menciptakan budaya digital yang bertanggung jawab.
“Untuk memastikan kebijakan ini berjalan, kami menjalankan program literasi digital nasional, termasuk pelatihan publik gratis yang fokus pada penggunaan internet yang aman dan mengenali ancaman daring,” jelasnya.
Meutya juga menegaskan pentingnya peran keluarga dalam mendampingi anak saat mengakses internet. “Kami ingin meningkatkan kesadaran orang tua dan wali dalam memantau dan membimbing aktivitas digital anak-anak mereka,” tegasnya.
Dalam forum tersebut, beberapa menteri dari negara Asia Pasifik menyatakan ketertarikan dan ingin mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan digital Indonesia, khususnya perlindungan anak.
Selain menyampaikan regulasi, Menkomdigi juga melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah pejabat negara, termasuk Sekjen APT Masanori Kondo dan Direktur ITU Development Bureau Cosmas Zavazava. Pertemuan lainnya dilakukan bersama perwakilan dari China, Jepang, Iran, dan Malaysia.
“Kami berbagi pengalaman tentang perkembangan konektivitas digital, keamanan siber, alokasi spektrum, hingga kecerdasan buatan. Forum ini juga jadi sarana untuk membangun kerja sama di bidang pengembangan talenta digital dan menciptakan ruang digital yang aman dan memberdayakan,” tutup Meutya.