hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Menko Pangan: Pertumbuhan Ekonomi RI Masih Kalah Cepat dengan Malaysia dan Thailand

Koperasi Merah Putih Siap Jadi Tulang Punggung Distribusi Sembako dan LPG Nasional
Menko Pangan Zulkifli Hasan/dok.ist

PeluangNews, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir memang menunjukkan kemajuan. Tetapi pertumbuhannya masih kalah cepat dibandingkan negara-negara tetangga di kawasan.

“Beberapa tahun ini berkembang maju tapi negara lain lebih cepat,” kata Zulkifli Hasan dalam acara Arah Bisnis 2026: Menuju Kedaulatan Ekonomi, di Jakarta, Senin (8/12/2025).

Menko yang biasa disapa Zulhas itu mencontohkan Malaysia yang kini telah mencapai pendapatan per kapita sekitar US $12.000, sedangkan Thailand hampir menyentuh US $8.000.

Angka itu jauh di atas Indonesia, meski pada masa lalu posisi Indonesia sempat setara dengan negara-negara tersebut. “Kita enggak usah cerita China atau Korea Selatan, jauh,” kata Zulhas.

Dia menegaskan ketertinggalan ini menunjukkan bahwa Indonesia membutuhkan langkah luar biasa agar tidak semakin tertinggal dalam persaingan ekonomi regional.

Perbandingan tersebut bukan untuk merendahkan capaian Indonesia, melainkan sebagai alarm agar negara berani melakukan koreksi arah pembangunan.

Menko Pangan menilai, tanpa intervensi yang kuat, jarak ekonomi Indonesia dengan negara tetangga akan semakin lebar.

Negara-negara yang kini melesat cepat, kata dia, berani mengambil keputusan strategis, termasuk memperkuat peran negara dalam mengawal industrialisasi dan peningkatan nilai tambah ekonomi.

Sedangkan Indonesia terlalu lama terjebak dalam pola yang kurang agresif. “Yang dulu hampir setara kalau enggak kita balik,” imbuhnya.

Zulhas menilai perbandingan tersebut bukan untuk merendahkan capaian Indonesia, melainkan sebagai alarm agar negara berani melakukan koreksi arah pembangunan. Tanpa intervensi yang kuat, katanya, jarak ekonomi Indonesia dengan negara tetangga akan semakin lebar.

Zulhas mengingatkan bahwa negara-negara yang kini melesat cepat berani mengambil keputusan strategis, termasuk memperkuat peran negara dalam mengawal industrialisasi dan peningkatan nilai tambah ekonomi. Sementara Indonesia terlalu lama terjebak dalam pola yang kurang agresif.

Menghadapi kondisi tersebut, dia menilai negara tidak boleh hanya menjadi penonton. Negara harus keluar dan mengambil peran aktif dalam mendorong transformasi ekonomi nasional agar ketertinggalan dapat dikejar.

Langkah strategis seperti pembentukan Danantara merupakan bentuk kehadiran negara dalam merespons tantangan ekonomi. []

pasang iklan di sini