hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Menko Airlangga: Indonesia Berpeluang Jadi Pusat Critical Minerals

Menko Airlangga: Indonesia Berpeluang Jadi Pusat Critical Minerals dan Renewable Energy/Dok. Peluang News-Hawa

Peluang News, Jakarta – Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto menyampaikan, Indonesia memiliki sumber daya, cadangan mineral, dan batubara yang cukup melimpah.

Menurutnya, hal-hal ini harus didukung dengan investasi dan kompetensi sumber daya manusia yang baik dan memadai.

Sebab, berdasarkan data Kementerian ESDM, total investasi di sektor mineral dan batubara di Indonesia pun telah mencapai USD56 miliar sejak 2015 hingga Juni 2024.

“Jadi, ini adalah satu sektor yang menjadi pemicu dari pertumbuhan perekonomian nasional. Ini jadi andalan bersama dengan SDA lain yaitu sawit. Jadi tandem mineral batubara dan sawit, itu menjadi ekspor devisa kita yang menjaga rupiah agar tetap stabil,” ujar Airlangga di Jakarta, Kamis (5/12/2024).

Dia menerangkan, pihaknya akan terus berusaha untuk membantu industrialisasi mineral dan batubara melalui sejumlah insentif. Bahkan, saat ini sudah terdapat 87 smelter yang beroperasi dari total 172 smelter yang dibangun.

Selain itu, ia menyatakan, investasi merupakan salah satu kunci penting pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Pada 2024, ditargetkan investasi sebesar Rp1.900 triliun dan tahun 2025 meningkat menjadi Rp2.100 triliun. Salah satu yang terus dikembangkan yakni hilirisasi dan pendalaman struktur supply chain.

Sedangkan terkait critical minerals, menurutnya, perlu untuk menjaga kerja sama dengan negara lain dalam rangka meningkatkan investasi dan menghasilkan devisa.

Apalagi, hilirisasi telah terbukti berbuah manis bagi perekonomian Indonesia, contohnya smelter milik Freeport Indonesia di Gresik mampu mengolah 3 juta ton konsentrat tembaga, dihasilkan sekitar 60 ton emas dan 900 ribu anoda tembaga, beserta produk turunannya.

“Emas yang dihasilkan tersebut bisa mengurangi ketergantungan akan impor emas dan berpotensi menghemat devisa hingga Rp200 triliun per tahunnya,” ucap Airlangga.

Lebih lanjut, Menko Perekonomian ini mengungkapkan, Indonesia juga telah menyelesaikan perjanjian Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA) serta MoU terkait critical minerals dengan Kanada.

“Dengan demikian, maka kita di Amerika Utara sudah punya beachhead. Jadi kita sudah punya platform untuk masuk ke pasar Amerika melalui Kanada. Dan Kanada berjanji akan menjadi teman kita, strategic partner kita untuk pengembangan daripada strategic critical minerals,” ungkapnya.

Sementara mengenai pengembangan investasi hilirisasi di Indonesia, kata Airlangga, juga harus dilakukan dengan mengedepankan environmental, social, and governance (ESG).

Dia menuturkan, pembangunan ini harus menerapkan prinsip ramah lingkungan, kesesuaian terhadap regulasi, serta prioritas penggunaan tenaga kerja lokal secara bertahap.

Tak hanya itu, Airlangga juga menginginkan agar pengembangan lanjutan dari hilirisasi yang mendukung renewable energy, salah satunya hilirisasi pasir silika dengan pengembangan floating lass yang akan menjadi glass untuk solar panel dan akan bisa didorong untuk membuat semikonduktor ke depannya.

“Oleh karena itu, kita berharap bahwa Indonesia bisa menjadi the center daripada critical minerals dan renewable energy. Sebab, Indonesia blessed dengan adanya geothermal, dengan adanya hydropower, dengan adanya ocean thermal atau dari ombak di bawah laut,” tuturnya.

pasang iklan di sini