Site icon Peluang News

Menko Airlangga Dorong Kerja Sama R&D Antara Perusahaan CNGR Dengan UGM

Menko Airlangga Dorong Kerja Sama R&D Antara Perusahaan CNGR Dengan UGM/Dok. Kemenko Perekonomian

Peluang News, Jakarta – Usai menghadiri Nikkei Forum di Tokyo selama 2 hari, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengunjungi fasilitas industri terintegrasi, CNGR yang berbasis di daerah Qinzhou, China.

Dalam kunjungan itu, ia Menko Airlangga langsung diterima oleh Deng Wei Ming, Chairman CNGR dan Chairman Deng mengungkapkan, pihaknya berkomitmen untuk bekerja sama dengan universitas terkemuka di Indonesia.

Hal ini bertujuan guna mengembangkN diversifikasi teknologi industri material untuk energi baru di tanah air.

CNGR sendiri merupakan salah satu Group Perusahaan besar dari China yang bergerak di industri pengolahan nickel dari hulu sampai hilir.

Selain itu, CNGR juga merupakan perusahaan yang memimpin pengembangan dan inovasi di bidang energi material, dan diakui sebagai The World Leader in New Energy Materials.

Dalam prinsipnya, CNGR melakukan 4 modernisasi industri yang di antaranta yaitu diversifikasi teknologi, globalisasi pengembangan, digitalisasi operasional dan membuat ekologisasi industri.

“Sebagai industri terintegrasi dalam pengolahan nikel, CNGR memproduksi Sintesa Prekursor Terner dan Nikel Elektrolitik. CNGR merencanakan untuk melakukan investasi sebesar Rp168,2 triliun dalam 20 tahun ke depan, dan sejak tahun 2021 sudah melakukan investasi sebesar Rp32,1 triliun di Indonesia,” ungkap Airlangga dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin (27/5/2024).

“Hingga saat ini, CNGR sudah membangun fasilitas industri pengolahan nikel di Morowali, Morowali Utara, Weda Bay, dan Batulicin,” imbuhnya.

Ia menjelaskan, CNGR juga sudah mulai mengembangkan fasilitas kawasan terintegrasi di Konawe Utara yang disebut Kawasan Industri Tekno Hijau Konasara (KITHK).

“Seluas lebih dari 5.000 Ha yang akan dimulai pembangunannya pada Kuartal keempat tahun 2024 ini, dan akan menyerap 28 ribu tenaga kerja lokal,” ucapnya.

Untuk menjaga keberlanjutan sumber daya alam dan ketahanan Cadangan mineral Indonesia, maka CNGR melakukan pengolahan biji nikel dengan inovasi teknologi OESBF (Oxygen Enriched Side Blown Furnace) yang merupakan industri pertama di dunia yang mengimplementasikan pemanfaatan bijih nikel dengan cakupan grade yang lebih luas, efisiensi energi yang meminimalisir emisi karbon, dan produksi limbah yang ramah lingkungan serta dapat dimanfaatkan oleh industri lain.

“Selain itu, sebagai hasil dari sinergi dengan kebijakan hilirisasi mineral di Indonesia, CNGR telah berhasil memproduksi Elektrolitik Nikel (Nickel Cathode) dengan kemurnian 99,99% dan per 23 Mei 2024 kemarin telah membawa nikel Indonesia masuk ke dalam rantai pasokan metal di LME (London Metal Exchange),” papar Airlangga.

Tak hanya itu, Ketua Umum Partai Golkar ini juga melakukan pengecekan secara langsung terhadap berbagai fasilitas industri, yaitu fasilitas teknologi OESBF untuk ketahanan cadangan mineral karena dapat mengambil cakupan nikel dengan grade yang lebih luas.

Kemudian, ia juga melihat fasilitas Elektrolitik Nikel yang menggunakan teknologi ekstraksi sentrifugasi.

Selanjutnya, juga melihat teknologi untuk produksi prekursor bahan baku battery lithium yang saat ini CNGR menjadi top global untuk pemasok prekursor bagi rantai industri battery lithium selama 4 tahun berturut, yang digunakan oleh banyak industri terkemuka seperti Tesla, Samsung, LG, SK, Panasonic.

Usai melakukan pengecekan tersebut, Menko Airlangga mendorong agar CNGR dapat segera membantu pengembangan R&D material untuk energi baru yang bekerja sama dengan perguruan tinggi, dalam hal ini dengan Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada (FT UGM).

Melalui kerja sama ini, lanjut Airlangga, maka akan dipersiapkan pendirian Metal Energy R&D Center atau Pusat Riset dan Pengembangan Material Energi.

“Menyambut kerja sama ini, pihak UGM juga akan mendorong pengembangan Engineering Research Innovation Center di UGM, yang saat ini penelitiannya lebih banyak mengenai recycling, rare earth element, deposit material di Indonesia. Dengan adanya dukungan CNGR, maka diharapkan akan lebih fokus ke material untuk energi baru di Indonesia,” pungkasnya.

Exit mobile version