
Peluang News, Jakarta – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto resmi menerima pertemuan dari Under Secretary for Economic Growth US Department of States, Jose Fernandez pada Senin (15/7/2024).
Dalam pertemuan itu, Airlangga menjelaskan, Pemerintah Indonesia tengah memusatkan perhatian pada upaya kolaborasi bersama dengan Amerika Serikat (AS) di beberapa sektor.
“Antara lain yaitu pada ekosistem semikonduktor, Energi Baru dan Terbarukan (EBT), pertanian, dan potensi-potensi kerja sama lainnya. Pemerintah Indonesia terbuka untuk kerja sama Bioteknologi dengan AS seperti pada komoditas padi, jagung, dan tebu,” jelas Airlangga.
“Kerja sama tersebut salah satunya juga telah dilakukan melalui research pada bidang bioteknologi antara Universitas di Indonesia seperti Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan Universitas di AS,” imbuhnya.
Selain itu, Airlangga mengungkapkan, Pemerintah Indonesia juga telah bekerja sama dengan sejumlah universitas untuk mengembangkan laboratorium pada beberapa komoditas seperti beras, jagung, dan tebu serta penggunaan bio-etanol untuk bahan bakar ramah lingkungan di tanah air.
“Bahkan, pemerintah saat ini juga sedang mengembangkan sejumlah food estate untuk menjaga keamanan pangan di seluruh Indonesia,” ucapnya.
Sementara tentang optimalisasi pemanfaatan energi non-fosil sebagai pembangkit listrik, ia menyoroti terkait pemanfaatan teknologi Small Modular Reactor (SMR) sebagai Pembangkit Tenaga Listrik.
“Mempertimbangkan Indonesia sebagai negara kepulauan yang besar, diperlukan kapasitas energi listrik yang sesuai dengan kondisi geografis Indonesia. Apalagi, reaktor nuklir yang dihasilkan melalui modular SMR dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan tersebut,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Under Secretary, Fernandez menyatakan, pihaknya siap untuk mendukung penggunaan SMR dan mendorong pihak swasta agar dapat membantu pengembangan dan kajian kelayakan untuk pembangunan reaktor tersebut di Indonesia.
Ia menerangkan, sejauh ini telah terdapat beberapa pelaku usaha pengelola reaktor nuklir untuk tenaga listrik yang menyatakan minat kerja sama di Indonesia.
Selain itu, Indonesia juga telah memiliki beberapa laboratorium nuklir untuk kegiatan penelitian dan pengembangan.
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia sendiri telah menetapkan Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2024 tentang Tim Nasional Persiapan dan Percepatan Keanggotaan Indonesia dalam Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (Organisation for Economic Co-operation and Development) atau Tim Nasional OECD.
“Proses aksesi Indonesia ini diharapkan mampu mendukung reformasi struktural yang berkelanjutan di Indonesia, serta mendukung penyempurnaan kebijakan dan regulasi sesuai referensi yang unggul,” kata Menko Airlangga.
Oleh karena itu, Under Secretary, Fernandez juga menyampaikan, pihaknya meyakini atau optimis bahwa Indonesia paati dapat meraih keanggotaan penuh OECD dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Dengan bergabungnya Indonesia dengan OECD nantinya, maka diharapkan juga akan membantu terkait pengembangan ekosistem semikonduktor tersebut.
“Indonesia diharapkan dapat berkontribusi dalam memperkuat rantai pasokan global semikonduktor melalui mekanisme International Technology Security and Innovation (ITSI) Fund. Selain itu, pemerintah juga menjalin kerja sama pengembangan SDM semikonduktor dengan Universitas Arizona,” pungkas Airlangga.