checkup-dokter keuangan
checkup-dokter keuangan
octa vaganza

Menjalankan Agribisnis Sambil Menjaga Lingkungan

Nur Firdaus-Foto: Irvan Sjafari.

JAKARTA—-Pengembangan agribisnis bisa dilakukan dengan tetap menjaga lingkungan hidup.  Petani bisa memanfaatkan perhutanan sosial  dengan bisnis yang baik, tetapi secara ekologi keberlangsungan air dan tanah  tetap berlanjut.

Misalnya saja, petani bisa menanam jagung dan padi dengan sistem tumpang sari di antara tanaman kayu.  Tanaman kayu yang  dipilih adalah tanaman yang cepat tumbuh berfungsi menjaga air tetap ada, sehingga tidak diperlukasi yang secara biaya cukup mahal.

Komisaris PT BBM Elang Shakti Nur Firdaus mengatakan, perusahaannya merupakan PMA,  di antaranya di sektor agrobisnis.  Prinsipnya pada tiga hal, yaitu pertama, alam tidak rusak. Kedua, secara ekonomi strategis karena berbasis pada kekuatan lokal.

“Apabila daerah itu kekuatan lokalnya, merupakan perikanan, maka yang dikembangkan perikanan. Kalau pertanian, maka yang dikembangkan pertanian,” kata alumni Fakultas Teknik Universitas Diponegoro ini kepada Peluang, Senin (13/8/2018).

Ketiga, ungkap Firdaus perusahaannya menjalankan bisnis pemberdayaan dengan menyertakan penduduk lokal sebagai tulang punggung menjalankan bisnisnya.  Petani tidak perlu mengeluarkan biaya, semua bibit hingga ketika panen dibiayai  pihaknya.

Dengan kata lain perusahaan membeli hasil panen para petani.  Selain itu petani akan dikenalkan dengan teknologi robotic hinga e-farming. Teknologi ini akan dipinjamkan kepada petani.

Semua langkah dilakukan  ini juga dimaksudkan untuk mencegah merosotnya lahan pertanian di Indonesia sebesar tujuh persen pertahun dan untuk membantu pemerintah menjaga ketahanan pangan.

Percontohan pertama di Jawa, seluas 17 ribu hekatare dan di luar Jawa seluas 25 ribu hektare.  Salah satu daerah yang dijaidkan pilot project adalah Sakanagara, Cianjur di mana  PT BBM membiayai petani menanam jagung, ubi jalar hingga peternakan kambing dan kelinci.

“Sudah jalan empat bulan,kami sedang menunggu panen pertama,”ucap pria kelahiran 1977 ini.

Untuk lahan yang kurang subur pihaknya melakukan penanaman pohon kayu putih untuk wood pellet. Yang dimaksudkan wood pellets adalah kayu yang dihaluskan secara kasar, kemudian dipadatkan, sehingga bisa mengeluarkan energi yang sama dengan batu bara.

“Kami berencana melakukan penanaman pohon kayu untuk wood pellet ini di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta dan Kalimantan Selatan.  Negara-negara Eropa sudah menggunakan wood pellet untuk energy yang terbarukan, “tutup Firdaus (Irvan Sjafari)