octa vaganza

Menguji “Rumput Tetangga”

JAKARTA—-Setiap bangun pagi, Kirana (Titi Kamal) kerap menghadapi rutinitas, bangun terlambat, menyiapkan sarapan bagi suami dan anaknya, mengantarkan anak-anaknya ke sekolah.  Dia seorang ibu yang tidak saja memasak, tetapi juga mengurus keuangan rumah.  Dia juga mengetahui anaknya Windy alergi terhadap kacang dan seorang anaknya lagi  Rega mengalami dileksia.

Sang Suami Ben (Raffi Ahmad) juga menyayangi isterinya. Sepuluh tahun berumah tangga, pasangan ini juga  sudah seperti sahabat memahami kebiasaan masing-masing. Misalnya kebiasaan Ben yang suka kentut, Kirana yang mendengkur. Hal yang manusiawi ditemui dalam sebuah keluarga. Keluarga ini harmonis

Pertemuan Kirana   dengan Diana  (Donita) di sekolah membuat keinginan lain dalam dirinya  muncul. Dia  terpana mengetahui Diana sudah menjadi Konsultan Komunikasi  (PR Consultant) sukses dengan klien kakap.  Kirana merasa tidak mampu lagi menjadi isteri ideal bagi Ben  dan ibu baik bagi kedua anaknya.

Dalammenjalankan profesinya Diana senantiasa didampingi asisten  pribadinya, yang  juga adik  kelas di SMA-nya Indra  (Gading Marten).     

Diana mengajak  Kirana  menghadiri reuni SMA.  Dalam acara itu  dia  mengunjungi sebuah stand ramal Madam Sri Menyan (Asri Welas)  Awalnya Kirana  hanya iseng  dan  mendapatkan  kartu bertuliskan “Bermula dari Titik  Awal,  Setelah Tidak Akan Kembali”.

Besok paginya Kirana mendapatkan dirinya di sebuah apartemen mewah, dengan Indra sebagai  asistennya dan  mengetahui dirinya seorang  konsultan komunikasi masih lajang dan termasuk lulusan terbaik di sebuah universitas di Australia.  Dia juga  menyadari Diana kini adalah  isteri dari Ben,ibu dari   Rega dan Windy. Pendeknya mereka bertular kehidupan.

Pertanyaannya apakah kehidupannya yang diinginkannya ini  merupakan kehidupan yang dibutuhkannya?

Rumput Tetangga adalah drama keluarga komedi yang disutradarai Guntur Soeharjanto.  Skenario  dan cara bertuturnya apik , dengan tokoh-tokoh cameo sekalipun yang sama pentingnya baik diplot kiranasebagai  ibu rumah tangga maupun sebagai perempuan  karir .

Hampir tidak lubang  dalam film seolah dengan dua plot yang dijalin piawai  dengan gambar-gambar yang tidak tampak janggal. Bahkan  ada berapa kejutan menjelang ending  film ini,  yang membuat saya tidak bisa beranjak dari kursi.   

Suasana pesta reuni  baik  ketika Kirana sebagai ibu rumah tangga maupun PR Consultant sama persis, begitu juga pertemuan Kirana dan Diana di sekolah untuk keperluan berbeda dengan ibu kepala sekolah dan satpam juga sebangun, sekalipun reaksi berbeda.  

Dengan cara bertutur  seperti ini Titi Kamal dan  Donita memainkan dua karakter berbeda menjadikannya jadi kekuatan kedua film ini.  Tentu saja penampilan  menarik dari Gading Marten. Ekspresi muka, tatapan mata Titi Kamal dan juga Donita begitu hidup.  Bagi saya ini akting yang terbaik Titi Kamal sepanjang  17 tahun karir di dunia film.      

Raffi Ahmad  tidak terlalu mengesankan, penampilannya mirip dengan tontotan di realita shownya. Sekalipun karakternya penting dan untuk tokoh ini, Raffi harus menaikan berat badannya.  Begitu juga penampilan Tora Sudiro sebagai seorang Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta yang menjadi klien Kirana hampir serupa dengan penampilannya di sejumlah film. 

Untungnya dengan dua stafnya yang selalu mengabadikan kegiatannya menjadikan komedi yang menarikdan penuh satir  Tetapi ketika Cawagub ini digambarkan lajang dan juga naksir Kirana  menjadikan film ini menarik. Sekali lagi skenarionya memberikan kejutan pada tokoh ini.   

 Pemilihan  judul  Rumput Tetangga yang tak pernah satu  kata  pun  diucapkan dalam film ini  mengacu pada ungkapan lama  “Rumput Tetangga Lebih  Hijau”.   Memang  tidak perlu.  Tanpa disebutkan penonton mengetahui film ini menguji  ungkapan itu.

Secara keseluruhan Rumput  Tetangga adalah salah satu film terbaik yang diluncurkan pada 2019 ini dan kemungkinan saya prediksi paling tidak mendapatkan beberapa nominasi dalam sebuah festival film di indonesia (Irvan Sjafari).

Exit mobile version