Menggelembungnya Suara PSI Munculkan Kecurigaan Masyarakat

Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep | Dok. Ist

Peluang News, Jakarta – Melesatnya perolehan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dalam pemilu legislatif 2024 memunculkan polemik di masyarakat. Banyak yang mencurigai menggelembungnya suara PSI sebagai ketidakwajaran.

Bahkan, melesatnya perolehan suara PSI disebut karena ada campur tangan penguasa lantaran ketua umum partai ini, Kaesang Pangarep, putra Presiden Joko Widodo.

Perolehan suara sementara PSI yang dicurigai tidak wajar itu, pada Selasa (5/3/2024), tercatat di website pemilu2024.kpu.go.id total sebanyak 2.404.815 atau 3,13%. Padahal, pada 1 Maret sebelumnya, PSI hanya mendapatkan 2.291.882 atau sekitar 2,6%.

Sementara hasil quick count lembaga survei, suara PSI berkisar 2,6% hingga 2,8% saja. Sehingga PSI diprediksi banyak lembaga survei tidak lolos ke Senayan, karena tidak memenuhi ambang batas parlemen 4%.

Atas kecurigaan tersebut, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengklarifikasinya. Menurut Ketua
Bawaslu RI Rahmat Bagja, dugaan penggelembungan suara dalam Pemilu 2024 tidak hanya dialami PSI saja.

“Bohon maaf, bukan hanya satu partai ya, bukan cuma PSI gitu, tetapi banyak hal yang lain yang kemudian kami harus cek lagi di lapangan,” jelas Bagja di Gedung Bawaslu RI, Jakarta, Rabu (6/3/2024).

Dia mengutarakan bahwa setiap laporan dugaan penggelembungan suara selalu ditelusuri oleh Bawaslu RI.

“Kan saya memperhatikan betul ada media sosial yang di-send ke kami. Kami langsung cek di teman-teman pengawas. Ada yang belum dijawab, ada. Kami tunggu ini,” kata Bagja.

Dia mengaku bahwa pihaknya selalu memverifikasi dugaan penggelembungan suara tersebut.

“Kami cek di lapangan lagi. Dicek apakah benar demikian, tetapi dari beberapa video yang ada kami langsung sampel 1-2. Misalnya yang di Cianjur belum ada jawaban, itu belum ada jawaban dari teman-teman pengawas di Cianjur, nanti akan cek,” kata Bagja.

Dia menuturkan bila terjadi penggelembungan suara dan tidak ada laporan dari jajarannya, artinya pengawas yang ditugaskan bermasalah. Namun, bila terjadi penggelembungan, berarti kan ada yang masif dilakukan, masih bunyi dalam pengawasan, seharusnya bunyi. Kalau enggak bunyi berarti pengawas kami yang bermasalah.

Sebagaimana diketahui, Pemilu 2024 meliputi pemilu presiden dan wakil presiden, pemilu anggota legislatif, pemilu anggota DPD, pemilu anggota DPRD provinsi, dan pemilu anggota DPRD kabupaten/kota dengan daftar pemilih tetap (DPT) tingkat nasional sebanyak 204.807.222 pemilih.

Peserta pemilu anggota pileg sebanyak 18 partai politik nasional yaitu PKB, Partai Gerindra, PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Nasdem, Partai Buruh, dan Partai Gelora Indonesia, PKS, Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Partai Hanura, Partai Garuda, PAN, PBB, Partai Demokrat, PSI, Partai Perindo, PPP, dan Partai Ummat.

Selain itu, pileg juga diikuti enam partai politik lokal, yakni Partai Nanggroe Aceh, Partai Generasi Atjeh Beusaboh Tha’at dan Taqwa, Partai Darul Aceh, Partai Aceh, Partai Adil Sejahtera Aceh, dan Partai Soliditas Independen Rakyat Aceh.

Pemilu Presiden diikuti pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD nomor urut 3.

Hingga kini penghitungan suara real count masih berlangsung sejak 15 Februari hingga 20 Maret mendatang. []

Exit mobile version