octa vaganza

Mendorong Industri Kreatif Film Tidak Hanya Menambah Bioskop

Film Dilan 1991 mengisi 4 layar disbeuahbioskop-Foto: http://fresh.suakaonline.com

JAKARTA—-Bulan film nasional  yang jatuh  pada  Maret ini ditandai dengan semakin  bergairahnya film nasional. Sejak Januari hingga awal Maret 2019 ini lebih dari 25 judul film sudah ditayangkan , tiga di antaranya meraup  penonton di atas satu juta.

Data  dari Badan  Ekonomi Kreatif  (Bekraf) mengungkapkan pada 2018 jumlah penonton film Indonesia di atas 50 juta.  Jumlah ini meningkat  dibandingkan 2017 sebanyak 42 juta penonton.  Itu  sebabnya  Industri perfilman nasional menjadi salah satu subsektor ekonomi kreatif yang ikut disorot pemerintah.

Bekraf berencana  mendorong  bertambahnya jumlah bioskop dari sekitar 1.700 menjadi 3.000 bioskop.  Dengan demikian diharapkan jumlah penonton akan makin bertambah.

Menurut Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI)  Djonny Sjafruddin penambahan jumlah bioskop memang akan membuka pasar penonton film Indonesia menjadi lebih  besar,  terutama kalau bioskop itu didirikan  di daerah yang  sebetulnya pasar yang lebih potensial.

“Di luar kota besar film Indonesia terutama yang  bergenre horor  lebih disukai dan film Hollywood tidak laku,” kata Djonny ketika dihubungi Peluang, beberapa waktu lalu .

Kalau pemerintah  berniat  menambah  jumlah bioskop, maka harus diperlakukan seperti UKM. Pengusaha di bidang perbioskopan mendapatkan semacam dana bergulir.  Karena untuk mendirikan bioskop dengan empat layar butuh dana lebih dari Rp6 miliar.

“Selain itu pajak pun harus dibuat seragam misalnya 10 persen.   Tidak seperti sekarang ada yang sampai 25 persen  dengan  dalih  Pendapatan  Asli Daerah. Tarif listrik pun juga dibantu, karena industri bioskop tidak seperti hotel,” kata dia lagi.

Dengan demikian bioskop akan tumbuh  segmented. Pasar film Indonesia akan lebih luas.

Sutradara Ifa Isfansyah juga  mengharapkan pertambahan bioskop ini.  Jadi bioskop tidak hanya akan ada di mal,  pusat perbelanjaan seperti sekarang.  Dengan adanya bioskop di pelosok, maka tercipta segmentasi penonton lebih luas. Termasuk  juga tempat untuk film indie.

“Saya  melihat meningkatnya jumlah penonton film  nasional hal yang baik.  Tapi karena konsentrasi bioskop hanya di tempat tertentu, kenyataannya hanya dua film Indonesia yang unggul saat ini,  yaitu  Dilan 1991 dan Foxtrot Six, “ kata  peraih Piala Citra untuk film terbaik  2011 lewat Sang Penari.

Sebagai catatan Dilan 1991 masih mendominasi layar bioskop bahkan ada yang empat layar. Jumlah  penontonnya hingga hari kelima menembus 3,1 juta  penonton (Irvan Sjafari).

Exit mobile version