hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Mendag: RI Masih Negosiasikan Kebijakan Tarif Impor Presiden Trump

Ekspor Industri Pengolahan Kuasai 81 Persen Pangsa Nonmigas RI
Menteri Perdagangan Budi Santoso/dok.Antara

PeluangNews, Jakarta – Pemerintah Indonesia masih menegosiasikan kebijakan tarif impor pemerintah Amerika Serikat (AS), yang diharapkan dapat menurunkan tarif untuk komoditas yang tidak diproduksi di negeri Paman Sam itu.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso dalam jumpa pers Kinerja Perdagangan Semester 1 2025 di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (4/8/2025).

Sebelumnya, tarif impor untuk Indonesia ditetapkan 32% tapi kemudian diturunkan menjadi 19%. Sedangkan untuk barang-barang Amerika Serikat yang masuk ke Indonesia bebas tarif alias 0%.

Budi mengaku belum bisa memberikan bocoran lantaran masih dalam proses negosiasi.

“Untuk komoditas, mungkin belum bisa saya sampaikan. Tetapi dalam proses negosiasi kita juga ingin mendapatkan penurunan tarif seperti komoditas yang tidak dimilik atau tidak diproduksi AS,” kata Mendag dalam jumpa pers Kinerja Perdagangan Semester 1 2025 di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (4/8/2025).

Menurut dia, negosiasi akan terus berjalan hingga terjadi kesepakatan kedua negara. Tarif impor 19%, katanya, masih dimungkinkan untuk berubah sebelum 1 September 2025.

“Sekarang prosesnya masih berjalan, memang yang resiprokal dapat 19% itu berlaku 7 hari setelah 31 Juli. Sekarang proses negosiasi juga masih berjalan sebenarnya, mudah-mudahan sebelum 1 September sudah selesai,” ucapnya.

Sementara itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Amerika Serikat menjadi negara penyumbang surplus neraca perdagangan yang terbesar dengan nilai 9,92 miliar dolar AS pada periode Januari-Juni 2025.

Dari sisi ekspor, AS berada pada urutan kedua terbesar dengan nilai US $14,79 miliar pada periode Januari-Juni 2025.

Tiga komoditas penopang adalah mesin dan perlengkapan elektrik sebesar US $2,80 miliar, alas kaki sebesar US $1,29 miliar, pakaian dan aksesoris (rajutan) US $1,28 miliar.

Secara kumulatif Januari hingga Juni 2025, nilai ekspor meningkat 20,71% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.[]

pasang iklan di sini