Keberhasilan Sri Untari Bisowarno dalam memimpin Koperasi Setia Budi Wanita (SBW) Malang, Jawa Timur, dan Dekopin daerah mengantarkannya ke pentas perkoperasian nasional.
Ia didapuk menjadi Ketua Umum Dekopin periode 2019-2024 dalam Musyawarah Nasional Dekopin di Makassar yang dinilai kontroversial. Maka, dualisme kepemimpinan di wadah tunggal gerakan koperasi tak terhindarkan sebagai akibat dari sikap pemerintah yang kurang tegas.
Mulai berkoperasi sejak 1996, Untari dinilai sukses menjadikan koperasi berani unjuk gigi dan bersaing dengan entitas bisnis lainnya. Kepemimpinan perempuan kelahiran Blitar, 30 September 1967, itu tidak perlu diragukan lagi.
Di bawah kepemimpinannya SBW mampu bangkit dari mati suri di tahun 1982-1986. Lewat inisiasinya yang dikenal dengan Gerakan 1.000 rupiah, SBW tak hanya hidup lagi tapi juga mampu membangun gedung kantor SBW yang cukup megah di tengah Kota Malang.
Beragam penghargaan yang diraihnya merupakan bukti yang sulit dibantah bahwa ia sangat piawai dalam memimpin organisasi bisnis ataupun asosiasi. Keluasan jaringan dan keluwesan dalam berkomunikasi menjadi nilai lebih dalam diri pemegang doktoral dari Universitas Brawijaya Malang tersebut. Tercatat ia pernah meraih banyak penghargaan; antara lain Bhakti Koperasi dari Kementerian Koperasi dan UKM (2010), Woman Achievement Award dari Kementerian PMK dan UI (2015), Satya Lencana Wirakarya dari Presiden RI (2015), Life Time Achievement dari Time Indonesia (2022), dan Penggerak Kewirausahaan Perempuan dari HPN Jatim (2023).
Kunci utama keberhasilannya selama menjadi pimpinan
di koperasi adalah memimpin dengan hati, mendengar suara anggota, dan menjadi ibu bagi semua. Kombinasi ketiga hal itu menjadikan kepemimpinannya efektif dan visioner. (Kur)