octa vaganza

Membiasakan Berpikir Kreatif

Kreativitas itu output-nya menghasilkan hal yang baru. Jadi, sudah semestinya sejak awal diri anda mencoba (dan sudi) menerima hal baru agar anda terbiasa kreatif, bukan? Itu salah satu kata kunci.

KREATIVITAS dan inovasi dalam berbisnis adalah dua hal yang perlu dimiliki dan dikembangkan dalam diri pelaku bisnis demi kemajuan dan keberhasilan. Keduanya seringkali dipandang saling berkaitan dan tak terpisahkan. Lahirnya sebuah inovasi tak bisa lain adalah wujud akhir dari kreativitas itu sendiri.

TEKUN berlatih memancing ide-ide kreatif akan membiasakan anda untuk bias melakukannya. Berkat pembiasaan dan berlatih secara teratur dan berkelanjutan, ide kreatif dengan mudah keluar dari otak anda dengan begitu saja. Usahakan selalu berlatih. Berlatih dan berlatih. Tanpa jera. Latihan yang spartan akan mengondisikan siapa pun semakin terbiasa. Lama kelamaan, rutinitas ini menjadikan kita mahir.

Dasar yang harus dimiliki untuk meningkatkan kreativitas adalah mental dan kemampuan teknik. Keduanya penting dikuasai dengan porsi yang seimbang. Anda belum bisa menghasilkan kreativitas hanya dengan mengandalkan mental. Sebab, tak kalah pentingnya mengenali masalah teknisnya. Namun, jika hanya bertumpu pada teknis, benih kreativitas dapat terhambat.

Mengetahui cara mengatasi hambatan berpikir kreatif adalah langkah awal yang perlu dipahami. Biasanya, penghambat itu berasal dari resistensi pola pikir—tidak mau menerima sesuatu yang baru. Kita cenderung enggan keluar dari luar zona nyaman. Padahal, kreativitas itu output-nya menghasilkan hal yang baru. Jadi, sudah semestinya sejak awal diri anda mencoba (dan sudi) menerima hal baru agar anda terbiasa kreatif, bukan? Itu salah satu kata kunci.

Kebanyakan orang tidak  mudah menerima sesuatu hal yang baru, nggak lazim, aneh, ‘gila’, paradoks, atau membingungkan. Seberapa yakin anda untuk menjadikan diri sebagai seorang yang kreatif? Jika jawabannya iya, tak ada jalan lain selain harus mencoba terbuka (membuka diri) terhadap hal-hal yang baru. Itu sangat penting dan modal pertama untuk bergaul dengan kebiasaan berpikir kreatif.

Teknik berpikir kreatif sangat berbeda dengan berpikir lateral-linear. Semakin anda sering melatih kemampuan itu, peluang untuk menjadi kreatif semakin besar. Bahkan, pada tahap tertentu, anda secara spontan mengeksplotasi kreativitas anda—tanpa memerlukan pengenalan terhadap aspek teknisnya.

Siapa pun perlu membuka diri terhadap pendapat orang lain dan dengan lingkungan. Lakukan itu dengan membaca buku, mengikuti seminar, berbicara atau bertanya, mengunjungi tempat-tempat baru. Situasi tak lazim ini akan melatih anda untuk terbuka dengan ide baru.

Setelah melakukan langkah-langkah berpikir kreatif, sekarang coba ukur kemampuan berpikir kreatif anda. Caranya mudah, lihat sejauh mana inovasi yang anda hasilkan: masih sedikit atau sudah cukup banyak. Sebaiknya anda selalu melatih kemampuan anda berpikir kreatif dan jangan mudah puas dengan apa yang anda miliki.

Dalam implementasi selanjutnya, bagaimana cara belajar analitis dan berpikir kreatif dan inovatif dalam kewirausahaan? Ide cerdas yang dihasilkan pemikiran kreatif tak boleh berhenti hanya sebagai ide. Sesuatu yang hanya eksis di dunia maya, dunia imaginer. Langkah berikutnya adalah membumikan temuan ide bagus tersebut. Bahwa ia mesti berwujud, baik berupa produk fisik maupun sistem. 

Berbagai kemajuan yang dinikmati masyarakat saat ini tiada lain merupakan dialektika dari kreativitas dari waktu ke waktu. Temuan yang satu menginspirasi temuan berikutnya. Begitu seterusnya. Kreativitas biasanya melekat sebagai domain kaum muda. Bagi anda yang sudah lama berkecimpung dalam dunia bisnis, hendaknya jangan mau kalah oleh kemampuan para startup  yang kini bermunculan.●(Nay)

Kreativitas dapat dipandang sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam melihat masalah dan peluang. Sedangkan inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan solusi hasil dari pemikiran kreatif terhadap masalah dan peluang untuk meningkatkan atau untuk memperbaiki (memutakhirkan) sesuatu.

Hakikatnya, kreativitas menghasilkan sudut pandang baru oleh seseorang terhadap suatu masalah. Pola pikir dari seorang dengan kepribadian kreatif adalah terbuka dan luas, atau seringkali disebut ‘out of the box’. Perlu diketahui bahwa pola pikir yang demikian itu tidaklah datang secara instan, tetapi melalui suatu proses yang berkesinambungan. Dalam bukunya The Art of Thought, Graham Wallas menyatakan bahwa proses kreatif meliputi empat tahap:

  1. Tahap Persiapan, mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan mengumpulkan data/informasi, mempelajari pola berpikir orang lain, dan bertanya kepada orang lain.
  2. Tahap Inkubasi, pada tahap ini pengumpulan informasi dihentikan. Individu melepaskan diri untuk sementara dari masalah tersebut. Ia tidak memikirkan masalah tersebut secara sadar, tetapi “mengendapkannya” di alam bawah sadar.
  3. Tahap Iluminasi, tahap ini merupakan tahap timbulnya “insight” atau “Aha Erlebnis”, yaitu saat munculnya inspirasi atau gagasan baru.
  4. Tahap Verifikasi, tahap ini merupakan tahap pengujian ide atau kreasi baru tersebut terhadap realitas. Di sini diperlukan pemikiran kritis dan konvergen. Proses divergensi (pemikiran kreatif) harus diikuti proses konvergensi (pemikiran kritis).

Setelah berhasil melewati proses tersebut, sebuah inovasi bisa lahir. Inovasi adalah tentang bagaimana seseorang mengimplementasikan kreativitas terhadap sesuatu menjadi satu kombinasi baru yang dapat menghasilkan pemecahan masalah. Definisi ‘baru’ di sini tidak selalu berarti original. Tetapi ‘kebaruan’ atau ‘diperbaharui’, yang juga berarti improvement. Inovasi tidak harus selalu berwujud barang atau jasa baru. Bisajuga perbaikan atau pengembangan dari barang atau jasa yang telah ada.

Kreativitas dan inovasi memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan dan kelanggengan bisnis. Berbagai sukses pebisnis di dunia diawali dengan kreativitasnya dalam menemukan inovasi pengembangan produk, baik barang maupun jasa. Persaingan yang ketat dalam berbisnis dan menjalankan usaha mendorong para pebisnis untuk memiliki manajemen dan staf dengan kemampuan kreativitas tinggi.

Daya kreatif tersebut harus dilandasi dengan cara berpikir yang maju, gagasan-gagasan baru, dan keseriusan menampilkan hal berbeda dibanding produk-produk yang telah ada. Dengan memaksimalkan kreativitas dan cara pandang untuk melahirkan inovasi seperti ini, bisnis yang dikelola akan mampu tampil outstanding dibanding bisnis serupa yang telah ada. Hal inilah yang disebut dengan kebaruan, novelty.●

Exit mobile version