hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Sosok  

Membayar Utang Budi

Setiap yang bernyawa akan meninggal dan peristiwanya akan selalu dikenang oleh  keluarga yang ditinggalkan. Ini pula yang dialami oleh Vincensius Deo, Wakil Ketua III KSP Kopdit Pintu Air, saat sang ayah, Petrus Paket, meninggal dunia pada 2010. Dalam suasana duka yang mendalam, Kopdit Pintu Air datang menyambangi kediamannya dan memberikan sejumlah bantuan.

“Saya menyaksikan sendiri besarnya perhatian dan tanggung jawab Kopdit Pintu Air terhadap ayah saya yang merupakan anggotanya pada saat beliau  meninggal dunia,” ujarnya.

Saat itu para pengurus, pengawas, manajemen baik  kantor pusat pusat maupun kantor cabang hadir di rumah duka dengan membawa semua kebutuhan berupa beras, kambing, peti jenasah, kopi, gula, kue, sirih pinang, krans bunga, lilin, uang duka, kursi, dan terpal.

Bagi Vincencius, bantuan tersebut sangat berkesan karena keluarga membutuhkannya. Ia pun mengibaratkan koperasi terbesar di Indonesia itu sebagai “payung dimasa sulit”.

Sejak saat itu, pengagum Frederich Wilhelm Raiffeisen ini memutuskan untuk mengajak seluruh keluarganya menjadi anggota Kopdit Pintu Air. “Saya langsung jatuh cinta dengan Pintu Air,” ungkap pria yang pernah mengajar di Fakultas Hukum Universitas Flores Ende ini. Kini ia menjabat sebagai Wakil Ketua III yang membidangi Humas dan Promosi serta Unit Sosial Gerakan Pintar Amal Kasih. Ia sudah memantapkan hati untuk memajukan Pintu Air sampai akhir hayatnya.

pasang iklan di sini