octa vaganza

MELANGKAH MENUJU DIGITALISASI KOPERASI

Koperasi BMI memasuki babak baru dengan meluncurkan alat pembayaran  digital melalui Do-BMI yang diperuntukkan bagi anggota dan karyawan. Ekosistem digital koperasi akan terus diperkuat dengan rencana pendirian market place untuk membumikan demokrasi ekonomi.

Teknologi digital telah mengubah banyak hal, mulai dari yang  sederhana sampai yang kompleks. Digitalisasi terbukti membuat aktivitas lebih mudah, efisien dan transparan. Oleh karenanya, kini digitalisasi menjadi mantera baru agar bisa tetap eksis. Koperasi sebagai lembaga ekonomi semakin menyeriusi implementasi digitalisasi baik dalam administrasi maupun layanannya. Salah satunya seperti ditunjukkan oleh Koperasi BMI.

Kamaruddin Batubara, Presiden Direktur Koperasi BMI mengatakan, melalui Do-BMI pihaknya memulai langkah kecil untuk membangun peradaban digitalisasi  koperasi. “Layanan ini semakin memperkuat demokrasi ekonomi di koperasi dan yang lebih penting memberi manfaat bagi anggota,” ujar Kamaruddin atau biasa disapa Bara.

Do-BMI yang merupakan singkatan dari Duit Online BMI adalah alat pembayaran digital yang diperuntukkan untuk karyawan dan anggota koperasi BMI. DO BMI diciptakan untuk memudahkan karyawan dan anggota koperasi BMI dalam bertransaksi secara real-time dan praktis. Selain itu, memudahkan manajemen atau pengelola koperasi untuk memonitor kontribusi anggota yang berbelanja di Koperasi BMI.

Produk baru ini bukan sekadar ikut-ikutan atau latah, tetapi sesuai kebutuhan yang didasari pengalaman empiris. Seperti diketahuim awalnya Koperasi BMI menerbitkan voucher belanja yang merupakan konversi dari gaji karyawan untuk dibelanjakan di koperasi sesuai kebutuhan. Dalam perkembangannya, ada sejumlah kendala yang dihadapi seperti voucher rusak atau hilang. Selain itu,  sirkulasi voucher  dan kontribusi pembelian sulit terdeteksi karena  voucher dapat berpindah tangan.

Selanjutnya Koperasi BMI menerapkan program belanja karyawan, yang pada gilirannya koperasi menyediakan kebutuhan harian berdasarkan daftar pesanan karyawan. Beberapa karyawan ingin lebih praktis dengan dapat melihat saldo konversi gaji dan dapat membeli kebutuhan barang yang dibutuhkan di waktu yang tepat dan cepat.

Bara menambahkan, selain kedua pengalaman tersebut ia melihat korporasi-korporasi kapitalis bisa sukses dengan layanan dompet digitalnya. “Jika kapitalis saja bisa, maka koperasi harusnya jauh lebih bisa karena punya semua sumber daya,” ungkap Bara bersemangat.

Ungkapan Bara tersebut bukan sekadar isapan jempol belaka. Faktanya, Koperasi BMI memiliki lebih dari 250 ribu anggota yang memiliki profesi berbeda mulai dari petani, nelayan, produsen, pedagang, jasa antar sampai pejabat publik.  Besarnya populasi anggota ini merupakan pasar yang sangat potensial untuk penetrasi layanan transaksi digital.

Selain itu, cakupan wilayahnya pun saat ini masih terkonsentrasi di Banten dan Jabar. Sehingga lebih mudah dalam sosialisasi produk maupun pengawasannya. Oleh karena itu, layanan transaksi digital  Koperasi BMI diprediksi akan berhasil.

Dari sisi teknologi, Do-BMI  berbasis web apps. Hal ini dikarenakan lebih cocok dengan karakteristik sebagian besar anggota Koperasi BMI. Dengan begitu, anggota dan karyawan akan lebih praktis dan mudah dalam melakukan transaksi di jaringan toko Koperasi BMI maupun merchant-merchant yang telah bekerja sama.

Do-BMI ini diyakini akan mendongkrak omzet penjualan di gerai-gerai Koperasi BMI. Selain itu, memberi manfaat bagi anggota dan karyawan. Branding Koperasi pun akan meningkat karena mampu mendigitalisasi produk dan layanan sesuai perkembangan zaman.

Bara mengungkapkan, Do-BMI merupakan tonggak untuk menggenjot penetrasi digital. Ke depan, pihaknya akan meluncurkan market place. Bedanya dengan yang sudah dulu ada, market place Koperasi BMI ini mensyaratkan penjualnya adalah anggota koperasi. Sehingga  keuntungannya sebagian besar akan kembali kepada anggota. “Semangat inilah yang terus kita dorong agar Koperasi menjadi alat perjuangan bagi sebesar-besarnya kesejahteraan anggota. Demokrasi ekonomi hanya mungkin terwujud melalui koperasi,” pungkas Bara.

Do-BMI sejalan dengan program Pemerintah untuk lebih meningkatkan transaksi nontunai. Dengan begitu, diharapkan ekonomi akan berputar lebih cepat sekaligus lebih efisien. Masyarakat pun kini lebih menggandrungi alat pembayaran nontunai. Sehingga keputusan Koperasi BMI tersebut sudah sesuai dengan arus zaman dan sebagai langkah awal membangun peradaban baru digitalisasi koperasi.

Exit mobile version