JAKARTA—Berhenti bekerja kantoran, karena perusahaan tempatnya bekerja terdampak pandemi Covid-19 bukanlah berarti “kiamat” bagi Mei Juliani. Ibu rumah tangga yang tinggal di kawasan Grogol, Jakarta Barat ini justru mendapatkan berkah lain, sepenuhnya menjadi wirausaha, membuat bakeri.
Pada 2017 bersama dua rekannya ia memulai usaha ini dengan nama brand Monate. Dalam bahasa Afrika, menurut rekannya artinya enak. Mei bertugas menjadi juru masaknya, sementara rekannya menjadi marketing dan media komunikasi.
“Ternyata peminat produk Monate lumayan. Kami mendapatkan omzet tinggi pas perayaan imlek dan Hari Raya Lebaran berkisar Rp25 juta-an. Sementara rata-rata per bulan Rp8 juta,” ujar Mei ketika dihubungi Peluang, Senin (13/7/20).
Aneka produk cake dan roti dibuatnya, di antaranya bolu, aneka brownies, lapis Surabaya, marmer cake, sponge cake, aneka roti. hingga kue tart. Mei mengungapan bakat memasak menurun dari ibunya yang juga berbisnis kue ketika keluarganya pindah ke Jakarta pada 1998.
“Saya hanya mengembangkan resep ibu. Namun saya punya ciri khas yaitu tekstur bakeri-nya lembut dan itu berbeda dengan roti produk lain,” ujar alumni Jurusan Desain Interior, Universitas Tarumanegara ini, seraya menyebutkan sudah menekuni aneka macam bisnis mulai dari salon hingga sulam alis.
Kemudian, kedua rekannya kemudian tidak bisa melanjutkan usaha. Mei investasi sendirian. Penghasilan dari bisnis 2017 digunakan untu mencicilan membeli oven dan beralasan masak membantunya menjadi mandiri.
Kini dia bisa membantu biaya rumah tangganya, walau suaminya juga bekerja kantoran. Dia bisa membiayai sekolah ketiga anaknya, biaya kuliah adiknya dan orangtuanya. Dia sempat meraup antara Rp20-25 juta pada seminggu menjelang Lebaran.
“Puji Tuhan! Kalau hitung-hitungan, penghasilan dari wirausaha jauh di atas gaji kerja kantoran,” ucap Mei.
Ke depannya, ia usai pandemi, ia berencana memperluas usahanya, di antaranya melakukan endorse (semacam pemasaran melalui daring/online, terutama media sosial) sendiri. (Irvan Sjafari)