Megawati: PDIP Berpijak Pada Sejarah Akan Tetap Melawan Ketidakadilan

Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri akan turun gunung pada kampanye akbar Ganjar-Mahfud
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri | Dok. Ist

Peluang News, Jakarta – Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada hari kedua, Sabtu (25/5/2024), mendengarkan pandangan umum dewan pimpinan daerah (DPD) dan pengarahan oleh Megawati Soekarnoputri.

Dalam keterangan tertulis disebutkan, Megawati memberikan pengarahan secara tertutup kepada kader partai berlambang banteng moncong putih itu.

Rakernas kemudian dilanjutkan dengan sidang komisi yang membahas tiga hal. Yaitu, sikap politik, program kerakyatan, dan pemenangan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2024.

Rakernas V PDIP mengangkat tema “Satyam Eva Jayate, Kebenaran Pasti Menang” dengan subtema “Kekuatan Kesatuan Rakyat, Jalan Kebenaran yang Berjaya”. Rakernas diadakan di kawasan Ancol, Jakarta, Jumat (24/5) hingga Minggu (26/5).

Pada hari pertama rakernas, Megawati saat pidato politik menyoroti empat hal.
Pertama, situasi Pilpres 2024 yang dinilainya banyak anomali dan diwarnai kecurangan secara terstruktur, sistematis, dan masif (TSM).

Menurut Megawati, PDIP sebagai partai yang berpijak pada sejarah, akan tetap berani melawan segala bentuk ketidakadilan. Dia mengaku tidak takut jika dianggap provokator.

“Ya, saya sekarang provokator demi kebenaran dan keadilan. Uenak ae (enak saja). Ngerti ‘kan yang dimaksud? Ya sudah,” tuturnya.

Kedua, dia mengulas makna di balik “Satyam Eva Jayate”, yang dalam bahasa Sansekerta berarti kebenaran pasti menang. Itu merupakan falsafah yang menjadi pegangan dalam perjuangan menghadapi kezaliman, termasuk harus berani menyampaikan kebenaran meski pahit.

Ketiga, Megawati turut menyinggung pihak-pihak yang tidak percaya kepada kebenaran pasti akan menang. Dia meyakini pihak itu akan terbakar oleh Api Abadi Mrapen, yang dijadikan sebagai salah satu simbol pada Rakernas V PDIP.

Keempat, dia menyinggung berbagai persoalan fundamental tentang pengelolaan negara seperti utang negara dan bagi-bagi kursi menteri.

Soal utang negara, Megawati sempat melontarkan pertanyaan soal bagaimana harus membayar utang tersebut. “Pertanyaan saya, ayo mikir, utang kita itu bagaimana cara bayarnya? Ayo mikir? Mikir dong. Jangan enaknya saja tidur, loh,” katanya.

Perihal bagi-bagi kursi menteri, ia mengaku mendapat informasi bahwa banyak pihak berebut kursi kabinet. “Begitu banyak tarik-menarik kepentingan terjadi, bahkan jabatan menteri pun, yang Ibu dengar, nih, sekarang ini sudah mulai pada rebutan, deh,” tutur Ketua Umum PDIP tersebut. []

Exit mobile version