hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Wisata  

Mataram, Ngalap Tuah Kerajaan Hindu-Buddha Jawa

Kini keramaian dermaga dan Kota Tua Ampenan memang sudah tak sebingar dahulu kala. Namun, percikan nuansa sejarah di setiap sudut kota itu masih terekam dan teraba dengan jelas.

KOTA Mataram adalah pusatnya Lombok. Bertajuk “Pulau 1.000 Masjid” di Provinsi NTB itu menyimpan berbagai lokasi wisata Instagrammable. Dalam laman resmi Pemkot Mataram disebutkan bahwa Mataram sebagai ibu kota NTB dan Lombok Barat terdiri dari tiga bagian kota yaitu Ampenan, Mataram, dan Cakranegara. Ampenan merupakan kota pelabuhan, Mataram menjadi pusat pemerintahan dan pendidikan, sedangkan Cakranegara sebagai pusat perdagangan dan perekonomian.

Nama Mataram di Lombok dilafalkan secara beragam. Ada Mataram, Metaram, Mentaram, atau Mataharam. Di antara literatur menyebutkan, Mataram berasal dari bahasa Sansekerta; dari kata matta (“ibu”, “gembira”, “gairah”) dan kata aram (“hiburan”.) Jadi, Mataram berarti persembahan untuk ibu pertiwi. Matta-aram melambangkan pernyataan kegembiraan sebagai hiburan sekaligus lambang gairah hidup untuk membangun tanah harapan yang menjanjikan masa depan.

‘Ibu’ sendiri masih berkaitan dengan Karangasem Bali yang berkuasa di daerah tersebut. Tapi di sisi lain, pendapat lain menyebut bahwa Mataram berasal dari sebuah tempat bernama Majeluk. Fatsalnya, pada abad ke-15, cukup banyak penduduk Majeluk yang berasal dari suku Jawa dan suku Sasak. Kedatangan mereka tak terpisahkan dari kehadiran Sunan Prapen ke Lombok, yang membawa ribuan pasukan dari Semarang, Gresik, Sumenep, Surabaya, dan lain-lain.

Berdasarkan buku Mozaik Budaya Orang Mataram, zaman dulu orang-orang dari Karangasem Bali pernah berkuasa di Lombok. Mereka menyebut sebuah daerah dengan nama Mataram. Sengaja dinamai Mataram dengan harapan wilayah baru tersebut tumbuh dan berjaya seperti Kerajaan Mataram Hindu-Budha di daerah Jawa Tengah. Mataram merupakan bagian dari Mataram Raya, kawasan metropolitan terbesar kedua di Kepulauan Nusa Tenggara. Jumlah penduduk 452.812 jiwa (medio 2023). Adat Sasak cukup mewarnai masyarakat di kota ini.

Dalam Babad Lombok dinyatakan, pernah terjadi ekspedisi untuk menaklukkan wilayah Nusa Tenggara. Ekspedisi ini dipimpin Sunan Prapen, yang berangkat bersama para mubalig. Armadanya didukung puluhan kapal dengan 10 ribu pasukan berasal dari daerah di Pulau Jawa seperti Mataram, Majalengka, Madura, Sumenep, Surabaya, Semarang, Gresik, Besuki Gembong, Candi, Betawi dan daerah lainnya.

Mewakili segmen mayoritas, Mataram sendiri dipimpin seseorang yang disebut Patih Mentaram dalam ekspedisi tersebut. Di Lombok, setelah mengislamkan Raja Lombok yang bernama Prabu Rangkesari, ekspedisi dipecah-pecah menjadi beberapa unit dan dikirim ke berbagai penjuru di Pulau Lombok.

Ibu kota kerajaan dipidahkan ke Cakranegara. Raja Mataram (Lombok) selain terkenal kaya raya juga adalah raja yang ahli tata ruang kota, melaksanakan sensus penduduk kerajaan. Setelah Kerajaan Mataram jatuh ke tangan pemerintah Hindia Belanda, yang dibayar mahal dengan tewasnya eral PPH van Ham (monumennya ada di Karang Jangkong), di Cakranegara mulai diterapkan sistem pemerintahan dwitunggal yang berada di bawah Afdeling Bali-Lombok yang berpusat di SingarajaBali.

Pulau Lombok di era pemerintahan dwitunggal terbagi menjadi 3 (tiga) onder afdeling. Ketiga wilayah administratif disebut West Lombok (Lombok Barat), Middle Lombok (Lombok Tengah) dan East Lombok (Lombok Timur). Di ketiga onder afdeling ini tercakup tujuh wilayah administratif.

pasang iklan di sini