hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

KemenKopUKM: Masa Kampanye 2024 Belum Berdampak Signifikan Terhadap UMKM

Masa kampanye 2024 dinilai belum berdampak signifikan terhadap UMKM di Indonesia/Dok. Peluangnews-Hawa

Peluang news, Jakarta – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menyampaikan, masa kampanye Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 belum memiliki dampak yang signifikan bagi para pelaku Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia.

Deputi Bidang Usaha Mikro KemenKopUKM, Yulius mengatakan, pihaknya mendapatkan berbagai cerita atau curhatan dari para pelaku UMKM, khususnya terkait dugaan impor atau pemesanan atribut kampanye dari vendor luar negeri.

Padahal, menurutnya, masa kampanye Pemilu ini seharusnya dapat menjadi momen yang berdampak positif bagi UMKM.

“Khususnya bagi sebagian besar pelaku UMKM di bidang usaha konveksi dan sablon yang memproduksi dan menjual produk-produk atau alat-alat peraga untuk kampanye,” ujar Yulius dalam konferensi pers di Kantor KemenKopUKM, Jakarta, Senin (08/01/2024).

Ia menjelaskan, berdasarkan hasil observasi KemenKopUKM di lapangan, para pedagang konveksi, termasuk yang beroperasi di Pasar Tanah Abang dan Pasar Senen Jakarta mengaku mengalami penurunan penjualan produk kampanye jika dibandingkan dengan periode Pemilu sebelumnya.

Observasi ini dilakukan dengan metode wawancara terhadap 15 pelaku UMKM di Pasar Tanah Abang dan Pasar Senen pada beberapa waktu lalu.

“Dari wawancara tersebut, kami memperoleh informasi bahwa terjadi penurunan omzet penjualan yang cukup drastis dari 40 hingga 90 persen menjelang Pemilu 2024,” jelasnya.

Senada dengan Yulius, Ketua Umum Ikatan Pengusaha Konveksi Bandung (IPKB), Nandi Herdiaman menyatakan bahwa pada umumnya musim kampanye seharusnya dapat menjadi momentum yang tak terlupakan, mengingat pembuatan berbagai atribut kampanye biasanya dikerjakan oleh para pelaku UMKM.

“Bukan tidak ada, namun sampai saat ini memang ada, ada pemesanan, tapi masih kurang. Dulu saat musim kampanye tahun 2019, tiga bulan sebelumnya sudah ada order dari 4 juta sampai 15 juta hanya dari partai,” kata Nandi.

“Sedangkan sekarang, jutaan saja tidak sampai. Hanya puluhan ribu saja, dan itu pun bukan dari partai hanya dari caleg,” imbuhnya.

Padahal, biasanya kampanye juga banyak didukung oleh sejumlah tim sukses (times) dari seluruh pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).

“Akan tetapi mereka membuat pesanan secara dadakan dan tidak dalam jumlah besar, waktunya pun mepet. Penjualan kami pun turun drastis hingga 70 persen jika dibandingkan dengan Pemilu 2019,” pungkasnya.

Kendati demikian, Nandi menegaskan, IPKB telah membantu penjualan sejak enam bulan terakhir dengan memberikan bekal kepada para anggotanya untuk dapat berjualan secara daring atau online.

“Untuk itu, kami juga menggandeng beberapa marketplace seperti Shopee untuk membantu para pelaku konveksi agar tetap bisa berjualan meskipun secara online. Hal ini merupakan upaya kami agar tetap bertahan di era digitalisasi seperti saat ini,” tandasnya.

pasang iklan di sini