Strategi pemasaran terdiri dari banyak elemen: pembuatan dan distribusi konten, media sosial, pengoptimalan mesin telusur, dan lain-lain. Pilihan yang tepat dapat membantu perusahaan anda sangat populer.
Banting harga ala Costco
Costco menggunakan teknik seperti diskon besar-besaran sebagai bagian dari promosi penjualan untuk menarik konsumen ke tokonya. Mereka menjual barang dengan harga murah untuk meningkatkan basis pelanggan. Personal selling dilakukan dengan membujuk pelanggan melalui tenaga penjualannya. Hubungan masyarakat dibangun untuk meningkatkan citra mereknya. Costco tidak beriklan.
Costco menjual berbagai produk. Produk dan layanan utamanya adalah ban mobil, peralatan, komputer & printer, bayi & anak-anak, furnitur, elektronik, grosir, kecantikan & kesehatan.
Costco dikenal dengan menjual ayam siap saji yang sangat murah seharga US$5. Penjualan ini malah menghasilkan rugi sekitar US$30-40 juta. Mengapa mereka melakukannya? Itulah yang disebut “loss leader”. Harga sangat rendah ditawarkan agar pelanggan masuk ke dalam toko mereka.
Ayam siap saji ini diletakkan di bagian belakang toko, sehingga pelanggan harus melewati barang-barang lain yang dijual Costco. Barang yang berharga mahal diletakkan di bagian depan toko. Hal ini untuk membuat pelanggan merasa seakan-akan semua barang yang dijual di Costco berharga sangat murah. Dari mana keuntungan didapat? Costco menghasilkan keuntungan melalui biaya keanggotaan. Biaya keanggotaan Costco merupakan 91% dari total profit.
Percakapan hangat ala Nike
Nike memanfaatkan Twitter sebagai media customer service yang responsif. Untuk mengambil hati pelanggan, kita harus melayani mereka dengan sepenuh hati bukan? Jika anda menelusuri akun Twitter Nike, @NikeSupport, mereka sangat cepat menanggapi pertanyaan atau pernyataan dari pelanggan. @NikeSupport berupaya selalu menghargai, membantu, dan membangun interaksi positif antara perusahaan dan pelanggan, meskipun karakter yang disajikan hanya 140 kata.
Nike memisahkan akun AI dengan akun resmi toko mereka untuk merespon berbagai hal berbeda. Hal ini dilakukan agar setiap akun memiliki fokus dan konten yang tidak terlalu lebar. Nike juga mengusung tagline “give us a shout if you need help” yang membuat perusahaan ini dikenal dengan keramahannya yang hangat.
Anda dapat belajar dari bahasa yang digunakan oleh admin di balik akun @NikeSupport, @Nike, atau @NikeStore ketika mereka berbicara dengan orang lain: interaktif, menyenangkan, dan ramah. Dengan menyediakan bahasa dan percakapan yang hangat antara perusahaan dan pelanggan, pelanggan akan merasa diapresiasi dan dihargai. Hal ini tentu akan berpengaruh dengan citra brand anda.
Citra klasik ala Rolex
Jam tangan yang dikenal dengan kualitas dan harga yang sangat fantastis ini merupakan salah satu brand yang mampu mempertahankan citranya untuk menyajikan jam tangan klasik di tengah perkembangan hal-hal modern. Rolex mampu menjawab: Bagaimana sebuah perusahaan dapat menerapkan strategi pemasaran konten yang segar dan inovatif jika produk yang ditargetkan adalah merek jadul?
Begitulah. Rolex menangkap citra klasiknya dari sudut pandang tertentu yang menghasilkan gambar yang indah. Mereka mengunggah gambar tersebut di media sosial. Karena menjunjung tinggi pencitraan klasik, konten gambar yang diunggah harus sesuai jalur. Mereka berusaha agar fotografi, video dan karya editorial mereka tetap sederhana dan minimalis.
Rolex selalu berkomitmen untuk memprioritaskan kualitas daripada kuantitas. Jadi, daripada mengunggah banyak gambar atau video, Rolex lebih fokus pada konten berkualitas dan hanya mengunggah sesekali.