hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Maret, Cadangan Devisa Indonesia Naik jadi US$157,1 Miliar

Sumber: pexels.com

Peluang News, Jakarta – Bank Indonesia melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada posisi akhir Maret 2025 tercatat sebesar US$157,1 Miliar. Angka tersebut meningkat dibandingkan posisi pada akhir Februari 2025 sebesar US$154,5 Miliar.

Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut disebutkan antara lain bersumber dari penerimaan pajak dan jasa serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, di tengah kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sebagai respons Bank Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi.

Menurut keterangan pers Bank Indonesia yang dirilis pada Senin (14/4), posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2025 setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Bank Sentral menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Posisi cadangan devisa tersebut diyakini cukup memadai untuk mendukung ketahanan sektor eksternal sejalan dengan tetap terjaganya prospek ekspor, neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan tetap mencatatkan surplus, serta persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik.

“Bank Indonesia terus meningkatkan sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal guna menjaga stabilitas perekonomian untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso melalui siaran pers tersebut.

Dalam perkembangan lain, BI juga melaporkan bahwa per Maret 2025 posisi uang primer adjusted1 Indonesia tumbuh lebih tinggi, yaitu meningkat dari 13,0% (yoy) pada Februari 2025 menjadi 21,8% (yoy) sehingga tercatat Rp2.052,5 triliun.

Uang Primer (M0) adjusted menggambarkan perkembangan uang primer yang telah mengisolasi dampak penurunan giro bank di Bank Indonesia akibat pemberian insentif likuiditas.

Kenaikan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang kartal yang diedarkan sebesar 15,5% (yoy) dan giro bank umum di Bank Indonesia adjusted sebesar 18,1% (yoy).

Menurut laporan BI, berdasarkan faktor yang mempengaruhinya, peningkatan M0 Adjusted dipengaruhi pengendalian moneter yang sudah mempertimbangkan dampak pemberian insentif likuiditas (adjusted pengendalian moneter). Dari perkembangan ini, perkembangan uang primer (M0) Maret 2025 tercatat tumbuh 15,8% (yoy) setelah pada Februari 2025 tumbuh 5,2% (yoy).

 

pasang iklan di sini