Kegigihan Didimus Dadi dalam mengembangkan usaha koperasi patut diacungi jempol. Pengalaman buruk yang sempat dialaminya tidak membuat ia kapok untuk berkoperasi. Justru hal itu dijadikan pelajaran oleh pria yang menganut filosofi hidup senang melihat orang lain berbahagia.
“Sebelum dengan Kopdit Pintu Air, saya pernah membantu salah satu kopdit untuk memobilisasi masyarakat di Palu menjadi anggota. Namun setelah kantor cabangnya diresmikan saya justru didepak. Inilah yang membuat istri saya awalnya menentang tawaran dari tim promosi kantor pusat Kopdit Pintu Air untuk menjadikan saya Relawan Komite,” ujar Didimus.
Namun demikian, pria kelahiran Nangablo, 11 September 1969 itu terus bergerak meyakinkan masyarakat untuk menjadi anggota Kopdit Pintu Air, seperti yang pernah dilakukan sebelumnya. Perlahan namun pasti, usahanya membuahkan hasil dengan banyaknya masyarakat yang bergabung menjadi anggota salah satu koperasi besar di Indonesia tersebut.
Yang lebih membanggakan bagi pria yang hanya tamatan SD ini adalah istrinya melunak dan mau bergabung menjadi anggota koperasi. “Puji Tuhan, istri saya akhirnya tertarik menjadi anggota Kopdit Pintu Air,” tambah Didimus.
Atas keberhasilannya itu Didimus kini dipercaya sebagai Ketua Komite KCP Palu Kopdit Pintu Air. Baginya, semangat solidaritas yang dikembangkan koperasi berprestasi itu sangat menarik sesuai dengan prinsip dan jatidiri koperasi.
