Porsi pembiayaan dana bergulir LPDB-KUMKM untuk koperasi sektor riil makin ditingkatkan karena sektor ini dinilai mampu menjadi akselerator perekonomian masyarakat mulai dari sektor pertanian, perikanan, perkebunan, dan pariwisata.
Lesunya perekonomian akibat dampak pandemi covid-19 membawa berkah tersendiri bagi bangkitnya aktivitas masyarakat di sektor riil. Kebangkitan terjadi di berbagai sektor seperti pertanian, perkebunan, kuliner hingga pariwisata. Bahkan cukup banyak produk-produk yang dihasilkan mampu menembus pasar ekspor. Membaiknya iklim perekonomian yang semakin kondusif ini mendorong pemerintah untuk memberikan perhatian ekstra, di antaranya meminta LPDB-KUMKM meningkatkan porsi pinjaman pembiayaan ke koperasi berbasis sektor riil. “Sebagai kepanjangan tangan pemerintah, kami perlu hadir melayani dan memberikan pembiayaan yang mudah, murah dan cepat untuk memulihkan perekonomian nasional, karena kita tahu dampak pandemi covid-19 ini telah membuat dunia usaha lesu, bahkan tidak sedikit yang gulung tikar,” kata Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo.
Seperti diketahui, pada 2021 pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 3,69% meningkat dibanding 2020 yang terkontraksi -2,07%. Pertumbuhan ekonomi pada tahun ini diprediksi akan lebih baik dibanding tahun sebelumnya yang salah satunya ditopang oleh bangkitnya sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Untuk semakin meningkatkan kualitas layanan, LPDB-KUMKM terus melakukan transformasi bisnis, mulai dari e-proposal, digitalisasi arsip, cash management system, dan juga kerja sama antar Badan Layanan Umum (BLU). Selain itu, melaksanan program Inkubasi melalui Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM yang akan dilaksanakan dengan delapan lembaga Inkubator sepanjang tahun ini.
“Kami juga melakukan venture capital approach, pendekatan ini menjadikan kami tidak hanya memberikan kekuatan permodalan seperti perbankan, namun juga melakukan pembiayaan berdasarkan rencana kerja mitra yang akan dibiayai,” ungkap Supomo. Dia menambahkan, LPDB-KUMKM juga masuk ke sisi pendampingan, hingga di fase akhir akan bekerja sama dengan offtaker yang nantinya memberikan kepastian pasar bagi produk-produk anggota koperasi yang menjadi mitra LPDB-KUMKM.
Salah satu koperasi sektor riil penerima dana bergulir LPDB-KUMKM adalah Koperasi Pasar (Koppas) Srinadi Klungkung Bali. Koperasi yang berdiri sejak 1985 ini bermitra dengan LPDB-KUMKM sejak tahun 2012 saat mengakses pertama kali dana bergulir sebesar Rp5 miliar dengan status lunas. Pinjaman berikutnya pada 2015 sebesar Rp4 miliar dengan status lunas, dan 2021 sebesar Rp3 miliar dengan status lancar.
Ketua Koppas Srinadi Ngakan Made Nata mengatakan, Koppas Srinadi berdiri berdasarkan potensi perekonomian masyarakat yang luar biasa yakni yang berada di Pasar Galiran Kabupaten Klungkung. Yang merupakan pasar terbesar di Bali dengan jumlah pedagang mencapai ribuan.
“Saya mengetahui instrumen pembiayaan LPDB-KUMKM yang cepat, mudah, dan murah dari teman-teman gerakan koperasi di Bali yang sudah lebih awal mendapatkan pinjaman dari LPDB-KUMKM,” ujar Ngakan seraya menjelaskan koperasinya kini beranggotakan 13 ribu orang yang dilayani oleh 200 karyawan. Asetnya per Desember 2021 tercatat sebesar Rp248 miliar.
Dari pengalamannya selama ini, Ngakan mengakui bahwa bunga pembiayaan LPDB-KUMKM sangat kecil dan meringankan. Oleh karenanya, Koppas Srinadi untuk ketiga kalinya alias hattrick bersedia menjadi mitra LPDB-KUMKM.
Dari sisi pemanfaatan dana bergulir, Koppas Srinadi menyalurkannya untuk sektor riil mulai dari usaha toko swalayan hingga toko bangunan. Dengan bunga pembiayaan yang kecil dari LPDB-KUMKM, maka Koppas Srinadi pun menyalurkan dana kepada anggota dengan bunga yang ringan. Hal ini sangat membantu usaha anggota karena tidak perlu membayar angsuran dengan bunga yang mencekik.
Koppas Srinadi saat ini memiliki 9 unit usaha, yaitu simpan pinjam, grosir, swalayan mini, percetakan dan konveksi, swalayan bangunan, supermarket inti, wisata tirta, bengkel, dan unit Penyiaran Radio Srinadi 99,7 FM. Dengan usaha yang beragam, tidak heran jika Koppas ini menjadi yang terbesar di Bali dan salah satu koperasi berprestasi tingkat nasional.
Ngakan yang pernah mendapatkan penghargaan Satyalancana Wira Karya pada 2015 berharap, LPDB-KUMKM agar terus membantu gerakan koperasi untuk tumbuh dan berkembang. Sebab persoalan utama bisnis koperasi saat ini adalah akses permodalan setelah masalah sumber daya manusia.
Harapan Ngakan tidak terlalu berlebihan karena LPDB-KUMKM terus mendapatkan dukungan dari pemerintah untuk menyalurkan dana bergulir kepada koperasi. Tahun ini, pembiayaan dana bergulir ditargetkan sebesar Rp1,8 triliun, dengan rincian Rp900 miliar untuk pembiayaan koperasi konvensional dan Rp900 miliar untuk koperasi syariah. (Kur)