KENDATI ditopang oleh pasar yang aman (captive market), para pengelola Koperasi Kesehatan Pegawai dan Pensiunan Bank Mandiri (Mandiri Healthcare) tak ingin lengah dalam melihat perkembangan pasar. Berbagai terobosan usaha dilakukan agar dana anggota yang terserap tidak idle. Namun juga konsisten dalam pengendalian risiko, baik risiko pasar maupun risiko kredit. Untuk menjaga tingkat kenyamanan anggotanya, Mandiri Healthcare mengembangkan layanan kesehatan berkualitas melalui jaringan mitra asuransi. Selain itu juga tengah dijajaki pengembangan bisnis jangka panjang di infrastruktur kesehatan, seperti mendirikan rumah sakit dan klinik. Ketua Mandiri Healtcare Gatut Subadio mengatakan pihaknya juga tengah melirik pasar eksternal di luar Mandiri Group, “Proses kajiannya sedang kami siapkan, namun kami tetap harus hati2, terlebih tahun 2018 ini identik dengan tahun politik yang tentunya bakal ingar bingar,” ujarnya.
Mandiri Healthcare dirancang secara serius, mulai dari persiapan, operasional, sampai eksekusi klaim asuransi. Skemanya mengacu pada best practices di perusahaan-perusahaan level global. Selain itu, pengelolaannya dilakukan secara transparan dan akuntabel dan didukung sistem teknologi informasi yang andal.
Pada 2016, Mandiri Healthcare menunjukkan kinerja yang kinclong.
Per Desember 2016 Total asetnya Rp2,04 triliun. Sedangkan Dana Kesehatan Pensiunan Anggota mencapai Rp1,63 triliun. Membirunya kinerja keuangan diikuti dengan meningkatnya kepercayaan anggota yang berjumlah 32.648 orang.