
PeluangNews, Jakarta – Minat terhadap investasi saham kian meningkat di kalangan investor ritel Indonesia. Tak hanya melirik saham lokal, banyak yang kini mulai menggunakan aplikasi meta trader5 seperti yang diinisiasi oleh PT Octa Investama Berjangka untuk menjajal bertransaksi single stocks saham Amerika Serikat. Lalu, pertanyaannya: mana yang lebih tangguh dan menguntungkan dalam lima tahun terakhir saham AS atau saham Indonesia?
Saham AS: Dominasi Teknologi dan Kapitalisasi Raksasa
Pasar saham Amerika Serikat, yang diwakili oleh indeks seperti Dow Jones dan Nasdaq, dikenal karena didominasi oleh raksasa teknologi seperti Apple, Microsoft, Amazon, dan Google (Alphabet). Dalam periode lima tahun terakhir (2020–2025):
- Dow Jones tumbuh sekitar +165%, dalam lima tahun terakhir, bahkan sempat rebound cepat pasca-COVID.
- Nasdaq, yang lebih padat saham teknologi, tumbuh lebih dari +300% dalam periode yang sama.
- Katalis utamanya: inovasi teknologi, stimulus fiskal besar-besaran, dan antisipasi pasar terhadap AI serta sektor energi baru.
Kelebihan saham AS:
- Diversifikasi sektor luas
- Perusahaan global dengan valuasi tinggi
- Akses transparan & teknologi mutakhir
Saham Indonesia: Stabil Tapi Tertahan Faktor Domestik
Sementara itu, indeks acuan pasar modal Indonesia, yaitu IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan), dalam lima tahun terakhir mencatat pertumbuhan sekitar +10% – +15%.
- IHSG sempat anjlok tajam saat pandemi 2020, namun rebound perlahan.
- Saham-saham unggulan seperti BBCA, BBRI, TLKM, dan ASII masih menjadi favorit investor lokal.
Kelebihan saham Indonesia:
- Potensi pertumbuhan ekonomi domestik
- Sektor konsumsi dan perbankan yang kuat
- Dividen menarik dari beberapa emiten
Tabel Perbandingan Kinerja Saham AS vs Indonesia (2020–2025)
| Aspek | Saham AS (Dow Jones) | Saham Indonesia (IHSG) |
| Pertumbuhan 5 tahun | +33%/th | 12%/th |
| Sektor Dominan | Saham Sektor Industri & teknologi | Perbankan, Konsumesi |
| Volatitilitas-Liquiditas | Tinggi | Moderat |
| Akses Investor Indonesia | Perusahaan Pialang Berjangka | Melalui Sekuritas Lokal |
| Legalitas | OJK | OJK |
Risiko & Hal yang Perlu Diperhatikan
- Saham AS memiliki potensi return tinggi, namun juga berisiko tinggi karena fluktuasi pasar global, suku bunga The Fed, dan geopolitik.
- Saham Indonesia cenderung lebih stabil, tetapi pertumbuhannya lambat dan sensitif terhadap kondisi domestik (misalnya: pemilu, kebijakan fiskal, nilai tukar).
Mana Yang Lebih Cocok Untukmu?
Jika kamu termasuk investor agresif yang terbiasa mengikuti perkembangan global, maka saham AS bisa menjadi pilihan menarik karena menawarkan potensi return tinggi dari sektor-sektor seperti teknologi dan energi terbarukan.
Namun, jika kamu pemula atau lebih konservatif, saham Indonesia cenderung lebih cocok karena lebih stabil dan mudah diakses melalui sekuritas lokal. Untuk kamu yang ingin melakukan diversifikasi global, kombinasi keduanya bisa menjadi strategi seimbang.
Sementara itu, jika fokusmu adalah pertumbuhan jangka panjang di dalam negeri, pasar saham Indonesia bisa memberikan peluang yang konsisten seiring pertumbuhan ekonomi nasional.
Investasi saham luar negeri seperti di pasar AS menawarkan pertumbuhan lebih cepat, tapi dengan risiko lebih tinggi. Sebaliknya, saham Indonesia menawarkan kestabilan jangka panjang bagi investor lokal. Keduanya bisa saling melengkapi jika kamu paham profil risiko dan tujuan investasimu.
Octa Investama Berjangka (OIB) menyediakan pelatihan tanpa dikenakan biaya, disamping itu Anda akan mendapatkan AKUN DEMO yang dapat digunakan untuk latihan bertransaksi terhadap produk komoditas, indexs saham global maupun pasar keuangan melalui Bursa Berjangka secara live. OIB merupakan perusahaan yang resmi terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI). Kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut: octa.co.id
Disclaimer : Perdagangan berjangka komoditi memiliki potensi keuntungan dan risiko kerugian yang tinggi









Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.