hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Maju Jadi Caketum BPP Hipmi, Mardani H Maming Janjikan Pengusaha Daerah Naik Kelas

JAKARTA––Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) akan menggelar Munas XVI beberapa waktu mendatang yang mengusung agenda pemilihan Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) periode 2019-2022.

Proses seleksi administrasi, menghasilkan 4 kandidat Calon Ketua Umum (Caketum) BPP Hipmi yang lolos, masing-masing adalah Ajib Hamdani (Wakil Bendahara Umum BPP Hipmi), Bagas Adhadirgha (Ketua Bidang Luar Negeri dan Pariwisata BPP Hipmi), Akbar Buchari (Mantan Ketum BPD Hipmi Sumut) dan Mardani H. Maming (Ketua Umum Apkasi dan mantan Bupati Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan).

Mardani disebut sebagai caketum terkuat. Dalam sambutannya usai ditetapkan sebagai calon nomor urut 4, Mardani berjanji, mengangkat para pengusaha muda daerah naik kelas ke tingkat nasional. Menurut dia programnya slogan kampanye “Bersinergi Membangun Ekonomi Daerah” sejalan dengan program kerja pemerintahan Jokowi di periode kedua nanti.

Lebih lanjut, Mardani mengatakan jika terpilih nanti bertekad akan mendorong terbitnya kebijakan-kebijakan pemerintah yang akan melindungi pengusaha-pengusaha kecil.  Pengerjaan proyek di bawah 200 juta, bisa diserahkan ke pengusaha-pengusaha Hipmi melalui penunjukan langsung.

“Mekanismenya nanti bisa disusun bersama antara kepala daerah dengan Hipmi agar sesuai dengan standard kelayakan, karena kalau tidak diatur percuma juga. Yang ada nanti malah jatuhnya ke perusahaan yang asal-asalan. Dengan cara ini, ke depan diharapkan akan banyak pengusaha-pengusaha daerah yang bisa naik kelas menjadi pengusaha tangguh di tingkat nasional,” tukasnya  di sela-sela buka puasa bersama dengan pengurus Apkasi, di Jakarta, Senin beberapa waktu lalu.

Mardani bercerita bahwa dulunya ia memulai usaha dalam skala kecil dan terus termotivasi untuk menjadi pengusaha besar. Mardani mengaku ia banyak belajar dari ayahnya yang seorang kepala desa di Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Almarhum ayahnya adalah pengusaha lokal yang sederhana dan dermawan, dan Mardani kecil sudah mulai terlibat dalam pengelolaan bisnis keluarganya.

Pada 2010 kehidupan Mardani berubah drastis dari pengusaha menjadi birokrat setelah terjuan ke dunia politik yang berhasil membalikkan anggapan remeh sebagai anak kemarin sore dengan terpilih sebagai Bupati Tanah Bumbu, dan sejarah waktu itu mencatat rekor sebagai bupati termuda oleh Muri.

Selama menjabat Bupati hingga terpilih untuk kedua kalinya, Mardani konsisten dengan amanah yang diembannya sebagai kepala daerah. Sukses membangun Kabupaten Tanah Bumbu mengatarkannya menjadi nahkoda baru, Ketua Umum Apkasi (Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia).

Bersama Apkasi, nama Mardani makin berkibar di kancah nasional, dan dengan terobosan-terobosan yang dilakukannya, menjadikan Apkasi dipandang penting oleh pemerintah pusat.

Selama menjabat sebagai Bupati Tanah Bumbu, Mardani tahu betul apa yang dihadapi oleh pengusaha-pengusaha kecil. Pengusaha kecil ada keinginan untuk maju dan lebih besar, namun jika dukungan tidak pernah ada, maka itu hanya menjadi angan-angan semata.

“Saya paham itu sehingga saat menjadi bupati saya menganggarkan sekitar Rp10-20 miliar yang itu disalurkan di sektor pendidikan infrastruktur dan kesehatan dengan dipecah plafonnya masing-masing sekitar 200 juta rupiah per proyek. Dari sinilah saya bisa memberikan kesempatan kepada pengusaha muda melalui mekanisme penunjukan langsung yang sesuai dengan prosedur. Kalau tidak dengan cara ini, pekerjaan-pekerjaan dengan nilai di atas 200 juta rupiah, selamanya akan ‘dimakan’ oleh pengusaha-pengusaha kakap,” pungkas dia.

pasang iklan di sini