PURWOKERTO—-Mahasiswa Fakultas Peternakan dan Fakultas Perikanan Ilmu Kelautan (FPIK) Unversitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto menciptakan alat smart quail incubator yang berfungasi menyesuaian suhu kandang burung puyuh secara otomatis.
Ketua Tim peneliti Nur Hidyanto menyampaikan, Inovasi dapat membantu meningkatkan produksi telur puyuh yang berkualitas baik per bulan serta menurunkan tingkat kematian ternak burung puyuh.
Tim ini d beranggotakan Deny Rozaqul Muis dan Firman Bayu Hastama. Sementara Prof.Dr.Ir.Elly Tugiyanti,MP. menjadi dosen pembimbing.
“Alat yang kami implementasikan dapat bermanfaat untuk mitra dan dapat digunakan di peternakan tersebut dalam jangka waktu yang lama,” ujar Nur Hidayanto dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/10/21).
Kegiatan PKM-PI dilaksanakan tepat mitra kerja, yaitu peternakan burung puyuh milik Herman yang beralamatkan di Wlahar Kulon, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Adapun inovasi yang diterapkan adalah pengoperasian pengecekan suhu pada kandang burung puyuh secara otomasis yang dapat dilakukan melalui aplikasi telegram.
Tahapan kegiatan dimulai dari survei lokasi mitra, kemudian melakukan pembelian bahan-bahan, setelah itu melakukan perakitan serta perangkaian alat. Tahapan berikutnya adalah melakukan finishing pembuatan alat.
Setelah alat selesai dibuat, mahasiwa ini melakukan uji coba terlebih dahulu sebelum mengaplikasikan kepada mitra. Selesai alat tersebut diuji coba dan telah melakukan perbaikan, tahapan terakhir yang dilakukan yaitu penerapan alat kepada mitra.
Herman sebagai pemilik peternakan mengakui kegiatan penerapan iptek ini sangat bermanfaat karena dapat membantu peternak dalam hal pemeliharaan burung puyuh.
“Produksi telur yang dihasilkan bisa bertambah dan mempunyai kualitas yang baik. Dengan adanya sistem IoT memudahkan kami untuk melakukan pengecekkan suhu secara otomatis,” ucap Herman.
