hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Ragam  

Mahasiswa Unpad Gagas Masker Kain Setara Masker Medis

BANDUNG—Masker kain yang kerap digunakan, kurang efektif menahan virus dari dropet maupun aerosol. Sementara masker sekali pakai memberi kontribusi meningkatkan limbah medis  dan mencemari lingkungan. Di sisi lain penggunaan masker medis tetap jadi rekomendasi menakan penularan Coviid-19.

Berangkat dari kondisi ini tim mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran gagasan penelitian mengenai masker kain dengan efektivitas yang serupa dengan masker medis.

Lima mahasiswa tersebut antara lain Rifky Adhia Pratama (Kimia), Riska Kurniawati (Biologi), Farrel Radhysa Muhammad Zahdi (Biologi), Didi Permana (Fisika), Muhammad Naufal Ardian (Fisika) serta dibantu tiga dosen pembimbing, Dr. Diana Rakhmawaty Eddy, M.Si., Allyn Pramudya Sulaeman, MT., dan Yudha Prawira Budiman, M.Sc .

Kelimanya menggagas ide masker dengan kombinasi katun 60% dan poliester 40% serta dilapisi dengan lapisan grafena dari sekam padi. Ide ini diwujudkan melalui riset yang masih berbasis literatur.

Juru bicara tim, Rifky menyampaikan masker dengan komposisi 60% katun dan 40 % poliester diyakini mampu menghambat droplet dan aerosol dari luar. Dukungan grafena pada bagian permukaan masker memperkuatnya.

Berdasarkan literatur, lapisan grafena memunculkan sifat super hydrophobic atau sifat yang mampu menolak air. Ini dibuktikan dengan hasil pengukuran sudut kontak yang menunjukkan bahwa lapisan grafena memiliki nilai kurang lebih 141 derajat. Nilai ini melebihi acuan suatu material dikatakan hydrophobic, yaitu 90 derajat.

“Karena nilainya sangat jauh melebihi 90 derajat, maka kita namakan super hydrophobic,” papar Rifky dalam keterangan persnya dari laman Unpad, Jumat (26/2/21).

Seperti diketahui virus Covid-19 bisa bertransmisi melalui droplet (percikan) dan aerosol, adanya efek super hydrophobic akan optimal memblokir droplet maupun aerosol. Baik dari luar masker maupun jika pengguna masker merupakan penyintas Covid-19.

Efek lain dari lapisan grafena pada masker adalah memunculkan aktivitas fototermal. Aktivitas ini memanfaatkan sinar matahari untuk mengatalisis suatu reaksi.

“Ketika masker kain dilapisi grafena, data menunjukkan bahwa proses fototermal di masker bisa mencapai 80 derajat, sehingga mampu menginaktivasi virus,” pungkas Rifky.

Sebagai catatan, Rifky dan tim mengangkat riset literatur ini ke ajang internasional “ASEAN Innovative Science Environmental and Entrepreneur Fair”, Januari-Februari lalu.

Hasilnya, tim berhasil memperoleh medali emas dan penghargaan “Best Innovation” untuk kategori inovasi sains dan lingkungan berdasarkan hasil kompetisi yang diumumkan secara virtual.

pasang iklan di sini