Sekali hinggap, api Sangeang takkan padam hingga sasarannya musnah jadi abu. Mirip badik Dayak menebasi leher etnis Madura awal abad ini.
Aktivitas Gunung Sangeang tergolongng paling hot di Sunda Kecil (Nusa Tenggara). Terdiri dari dua kerucut vulkanik, Doro Api 1.949 meter (6.394 kaki) dan Doro Mantoi 1.795 m (5.889 ft).
Meletus pertama kali tahun 1512. Pada 1989 meletus 17 kali. Letusan selanjutnya bulan Desember 2012 dan Mei 2014. Lebarnya 13 km, dengan luas 153 km². Pulau vulkanik ini berada di wilayah Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Indonesia.
Dinamai Sangeang Api lantaran terkait dengan legenda api yang misterius dan dahsyat. Api berwarna merah kebiruan itu sangat ditakuti masyarakat Bima. Api Sangeang pernah unjuk gigi di Pasar Bima, Sumbawa dan Sape.
Api datang sebagai pengadil, lalu menghilang begitu tugasnya rampung. Sesepuh masyarakat Desa Sangeang, Pak Zahari (79), yang mukim di Sumbawa, adalah saksi mata.
Tersebut seseorang mencuri 4 ekor kerbau. Ia sudah diperingatkan. Pak Sahari pulang ke Bima Desa, menemui seorang pakar api Sangeang.
“Akan terjadi kebakaran pada hari Jum’at,” kata sang pakar. Dan benar saja. Hari Jum’at rumah si pencuri kerbau berikut seluruh isinya hangus musnah. Tidak seorang pun sanggup memadamkannya. Rumah yang berdekatan sama sekali tak tersentuh jilatan api.