hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Buku Putih Strategi Pengembangan Ekonomi Digital Indonesia 2030 Diluncurkan

Peluncuran Buku Putih Strategi Nasional Pengembangan Ekonomi Digital Indonesia/Dok. Kemenko Perekonomian

Peluang news, Jakarta – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian resmi meluncurkan ‘Buku Putih Strategi Nasional Pengembangan Ekonomi Digital Indonesia 2030’ di Jakarta, hari ini, Rabu (6/12/2023).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, buku ini akan menjadi pedoman bagi Kementerian/Lembaga, dan para pemangku kepentingan lainnya dalam melaksanakan pengembangan ekonomi digital.

Selain itu, buku ini juga akan menjadi sebuah rujukan dalam menentukan posisi Indonesia di dunia internasional.

“Buku Putih Strategi Nasional Pengembangan Ekonomi Digital adalah agenda transformasi digital nasional. Hal ini sejalan dengan Digital Economy Framework Agreement (DEFA) yang didorong Indonesia untuk menjadi satu-satunya ekosistem perjanjian perdagangan dunia yang ada di sektor digital,” ujar Airlangga dalam kegiatan peluncuran Buku Putih di Jakarta.

Ketua Umum Golkar ini menjelaskan, pengembangan ekonomi digital hingga tahun 2045 telah disiapkan melalui tiga fase.

Adapun ketiga fase tersebut di antaranya yaitu Fase Prepare yang dimulai dengan perbaikan pondasi digital dasar guna memastikan masyarakat siap bertransformasi.

Kemudian, Fase Transforms yang berisi upaya dari percepatan transformasi guna menciptakan masyarakat dan bisnis yang cerdas, serta Fase Lead yang menetapkan standar dalam teknologi inovasi di masa mendatang.

Untuk mendorong Indonesia masuk ke tahap Lead pada tahun 2045 mendatang, kata Airlangga, terdapat sejumlah aspirasi target yang telah ditetapkan, yaitu mengenai peningkatan daya saing digital Indonesia yang awalnya berada pada peringkat ke-51 di tahun 2022, nantinya harus menjadi peringkat ke-20 di tahun 2045, serta kontribusi ekonomi digital yang harus mencapai 20% terhadap PDB.

Lebih lanjut, Airlangga menyampaikan, buku ini juga memuat enam pilar utama dalam strategi pengembangan ekonomi digital.

Yang pertama, di bidang infrastruktur intervensi akan menyasar perluasan jangkauan penetrasi internet, peningkatan mutu infrastruktur digital, dan peningkatan dalam computing edge.

“Hingga saat ini, pemerintah sendiri telah membangun sejumlah infrastruktur digital seperti Jaringan Fiber Optic Palapa Ring yang menghubungkan 57 Kab/Kota, tambahan BTS, hingga pemanfaatan Satelit Multifungsi Satria untuk lokasi 3T,” jelas Airlangga.

Yang kedua, pada bidang SDM, intervensi ditujukan menyasar pendidikan formal, pemberdayaan tenaga kerja, dan lifelong learning guna memastikan setiap individu memiliki keterampilan di era digital.

Kemudian yang ketiga, pada bidang Riset, Inovasi, dan Pengembangan (R&D) akan dilakukan peningkatan komitmen dalam penelitian dan pengembangan, serta mendorong budaya inovasi.

“Pemerintah sendiri saat ini juga telah menyediakan dukungan berupa Super Tax Deduction hingga 300 persen untuk kegiatan,” ucapnya.

Lalu yang keempat, mewujudkan ekosistem bisnis yang produktif, maju, dan bernilai tambah tinggi melalui digitalisasi sektor ekonomi prioritas seperti manufaktur, perdagangan, dan pertanian.

Yang kelima, yakni bersama otoritas terkait akan membuka pintu inklusi finansial dengan target tingkat inklusi keuangan mencapai 90 persen pada 2024.

Dan pilar yang keenam yaitu berupa dukungan ekosistem regulasi dan kebijakan yang sehat, adil, berorientasi pada perlindungan konsumen, dan keamanan nasional. (Hawa/OL-1)

pasang iklan di sini