octa vaganza

LPS: Bila AS Bangkrut Guncangannya Terasa tapi Kecil, Ini Sebabnya

Peluangnews, Jakarta- Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengatakan kondisi Amerika yang berpotensi default (bangkrut) kemungkinan akan berdampak signifikan ke dalam pasar finansial, namun tidak besar.

Dari sisi positif, misalnya bila terjadi Amerika yang default, dengan rating AS yang A+, mungkin saja diturunkan peringkatnya. Indonesia yang ratingnya di bawah itu, tapi tidak pernah default bisa saja meminta ke perating S&P untuk ditingkatkan agar Indonesia berhak mendapatkan pinjaman dengan bunga yang lebih rendah.

Namun di sisi negatif, default AS akan menimbulkan guncangan di pasar finansial, tetapi hanya sedikit. Sebab banyak negara sudah mengurangi eksposure ke obligasi Amerika Serikat.

Alasan selanjutnya, secara empiris default AS tidak pernah terjadi. Para ekonom dan pemangku kepentingan AS sadar bila perdebatan plafon AS tidak juga menuju hasil, maka dampaknya jelek ke ekonomi negara tersebut.

“Dugaan saya seandainya AS default pun, dalam waktu ringkas, mereka akan cari kompromi secara politik. Jadi mereka tahu risikonya apalagi mendekati pemilu 2024 di AS. Jadi bila ada gejolak pun, akan hanya dalam jangka pendek,” kata Purbaya, dalam konferensi pers, di Jakarta, Jumat (26/5/2023).

Sementara itu, Ekonom Ryan Kiryanto mengatakan jika ekonomi Amerika melemah, termasuk bila hingga 1 Juni belum ada kesepakatan antara DPR dan Pemerintah AS untuk kenaikan rasio plafon utang (debt ceiling), maka secara teknis AS bisa disebut bangkrut.

“Tetapi secara pengalaman yang lalu, dimana situasi ini telah dialami AS selama 32 kali, plafon utang akan selalu dinaikkan, dengan catatan tertentu. Kemungkinan catatan itu berupa permintaan efisiensi, pemotongan anggara agar tidak boros belanja, yang salah satu pengeluaran terbesar AS adalah untuk biaya perang,” kata Ryan. (Ajie)

Baca Juga: Jalan Panjang LPS Koperasi

Exit mobile version