octa vaganza

LPEM UI Apresiasi Kinerja BRI Garap Segmen UMKM

JAKARTA—Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM ) Fakultas Ekonomi Bisnis UI (FEB UI) mengapresiasi Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai bank yang paling bersentuhan dengan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). 

Besarnya portofolio kredit untuk UMKM dinilai sebagai hal positif karena menjangkau seluruh penjuru nusantara.  Besarnya porsi kredit UMKM BRI tersebut terus meningkat ditengah periode pandemi menjadi 82,13% dari total kredit.

Kepala Pusat Kajian Iklim Usaha dan Rantai Nilai Global LPEM FEB UI Mohamad Dian Revindo mengatakan selama ini  BRI telah dikenal sebagai bank yang banyak melayani kebutuhan layanan keuangan masyarakat di pedesaan, mulai dari penyediaan tabungan hingga pinjaman.

“Kontribusi BRI dengan masyarakat pedesaan dan usaha mikro itu bukan hanya dalam bentuk kredit, karena keuangan mikro bukan hanya tentang kredit mikro, tetapi juga tabungan mikro, asuransi mikro, serta edukasi nasabah dalam mengelola keuangannya,” ujar Revindo, Senin (8/2/21).

BRI menjadi bank terdepan dalam membantu pembiayaan UMKM karena perusahaan ini telah bergerak di segmen tersebut sejak puluhan tahun lalu.

BRI saat ini berperan besar dalam penyaluran kredit untuk usaha mikro. Sejak 1985 BRI  menyalurkan Kupedes melalui jaringan unitnya yang ada hampir di seluruh kecamatan, dan bahkan tidak sedikit di tingkat desa.

“Saat ini BRI punya lebih dari 10 ribu unit kerja, sangat wajar jika menjadi ujung tombak penyaluran kredit untuk usaha mikro,” tutur Revindo.

Sepanjang 2020, secara konsolidasian BRI  menyalurkan kredit senilai Rp938,37 triliun atau tumbuh 3,89 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Dari jumlah tersebut, 82,13 persen merupakan kredit yang disalurkan terhadap segmen UMKM.

Dibedah lebih lanjut, sepanjang 2020  BRI berhasil menyalurkan kredit bagi debitur segmen Mikro senilai Rp351,3 triliun. Jumlah ini mencapai 40 persen dari nilai portofolio BRI.

Kemudian, rasio NPL (non performing loan)  BRI secara konsolidasian tercatat 2,99 persen dengan NPL Coverage mencapai 237,73 persen. Tingkat NPL ini bisa dibilang terjaga dengan baik ditengah kondisi pandemi yang cukup menghantam segmen UMKM Indonesia.

Revindo juga berpendapat bahwa kehati-hatian BRI dalam menjaga sustainability-nya ditengah pandemi yang belum kunjung usai juga terlihat dari nilai pencadangan kerugian yang kuat.

BRI memelopori literasi keuangan masyarakat desa dan usaha mikro sudah sejak puluhan tahun lalu. Literasi keuangan inilah yang sekarang menjadi isu penting.

Tanpa literasi keuangan, non performing loan dari kredit segmen mikro akan tingi karena mereka tidak terbiasa menyisihkan/menabung penghasilannya.

“Tanpa literasi keuangan juga banyak usaha mikro memilih untuk tidak mengajukan pinjaman ke bank karena tidak bisa mengidentifikasi kebutuhan dananya atau enggan berurusan dengan utang bank,” pungkasnya.

Exit mobile version