JAKARTA—Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) mengungkapkan 353 produk UMKM, termasuk Indonesia dari berbagai komoditas termasuk tekstil telah diunggah di marketplace skala global Alibaba. Dengan demikian pelaku UMKM yang sudah punya harapan adanya pertemuan dengan buyer pada platform tersebut.
Direktur Pelaksana II LPEI Maqin Noorhadi menyampaikan, masuknya 353 produk itu menjawab tantangan pandemi tidak menghalangi untuk menciptakan eksportir baru. Salah satunya program yaitu memberikan pendampingan, sehingga para UKM siap diunggah ke global marketplace
“Pergerakan industri berbasis UMKM di Indonesia terkendala akibat dampak pandemi Covid-19, salah satunya sektor UMKM yang juga merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia,” ujar Maqin dalam Webinar “UMKM Naik Kelas dengan Ekspor Berkelas”, Rabu (18/8/21).
Sektor UMKM sebagai salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia, perlu ditingkatkan kemampuannya agar berorientasi ekspor. LPEI terus membantu dalam aspek finansial maupun non finansial guna menjadikan UMKM naik kelas menjadi eksportir.
“ada semester pertama pembiayaan UMKM kami telah mencapai net growth Rp355 miliar dari total pembiayaan Rp14,5 triliun yang disalurkan kepada sejumlah industri seperti kertas, makanan dan minuman, tekstil, dan lain-lain.
“Dari Rp14,5 triliun hampir 60%nya kami lakukan restrukturisasi untuk menjaga kelangsungan bisnis UMKM tersebut. Pembiayaan ini juga sudah termasuk PKE dari pemerintah yang juga telah berhasil kami salurkan sebesar Rp408 miliar,” paparnya.
Dari sisi ekspor tekstil yang merupakan salah satu komoditas unggulan, terguncang akibat kebijakan pembatasan mobilitas yang diberlakukan sejumlah negara tujuan ekspor.
Hal ini berdampak pada pembatalan sejumlah pesanan, pengurangan kapasitas produksi, hingga penutupan pabrik akibat tidak lagi mampu mencukupi beban operasional.
Sementara dalam kesempatan yang sama CEO dari CV Pria Tampan, UKM ekspor batik asal Solo, Andry Setiawan mengatakan, secercah harapan masih ada di tengah carut marut yang terjadi. Pengusaha tekstil mau tidak mau harus lebih jeli dalam memanfaatkan segala peluang yang ada, sekecil apapun itu.
“Saat ini, kita baik teman-teman yang baru memulai atau sudah lama menjalankan bisnis, dihadapkan pada situasi yang kurang lebih sama yaitu pandemi Covid-19, sehingga sangat penting tetap optimis dan memiliki pola pikir positif bahwa kita dapat melewati situasi saat ini,” kata Andry.
Kinerja CV Pria Tampan menunjukkan hasil yang positif, yaitu per April 2021, UMKM yang dikelola generasi kedua ini mampu melakukan pengiriman kain batik ke luar negeri sebanyak tujuh kontainer atau senilai 220 ribu dolar AS, setelah periode sebelumnya hanya lima kontainer atau senilai 160 ribu dolar AS.
Selama tiga tahun terakhir, mayoritas negara tujuan dari UKM asal Solo ini adalah Kanada dan Amerika Serikat. Bulir-bulir putih yang timbul pada kain batik yang berasal dari proses pewarnaan kain merupakan ciri khas yang membuatnya diminati oleh pasar mancanegara.