Mengantongi pagu pembiayaan untuk koperasi usaha mikro kecil dan menengah sebesar Rp 1,2 triliun tahun ini, Lembaga pengelola Dana Bergulir rencanakan fokus pada pembiayaan sektor ril.
Mengubah paradigma lamanya yang lebih banyak mengucurkan pinjaman pembiayaan ke kalangan koperasi simpan pinjam, Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) kini mulai menyasar sektor lainnya, yaitu usaha sektor ril. Sektor yang langsung menghasilkan barang dan meningkatkan angkatan kerja ini, dinilai layak untuk dikembangkan guna mencapai pemerataan ekonomi. Saat melakukan kunjungan kerja ke Puskud Jambi, Rabu (28/2), Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Braman Setyo mengatakan pihaknya akan fokus pada pembiayaan sektor ril dan tidak lagi melulu hanya berputar di pembiayaan koperasi simpan pinjam.
“Khusus di Jambi, kita akan fokuskan pada produk sawit dan karet karena kedua produk itu merupakan produk unggulan di Provinsi Jambi,” ujarnya.
Pembiayaan yang juga dinilai strategis adalah pada koperasi sekunder. Kendati masih tetap memberikan pembiayaan kepada koperasi primer, namun kata Braman. koperasi sekunder akan diutamakan sehingga bisa fokus pada satu titik walaupun nanti sekunder akan membagikannya kepada primernya masing-masing.
“Oleh karena itu, kami menginginkan Puskud yang merupakan koperasi sekunder bisa menjadi apex atau pengayom bagi primernya,” jelas Braman. Ia berharap revitalisasi koperasi di Jambi tetap dilanjutkan sehingga dapat membangkitkan kejayaan koperasi seperti di masa lalu. Setidaknya, untuk setiap kecamatan minimal dapat hidup satu KUD.
Sebagai mitra ‘lawas’ LPDB, Puskud Jambi yang beranggotakan 80 KUD se Jambi, tercatat telah menerima kucuran dana bergulir sebesar Rp 43 miliar. Nilai tersebut menempatkan Provinsi Jambi para peringkat ke 19 dari 34 provinsi penerima dana bergulir. “Dana yang kami peroleh dari LPDB telah disalurkan kepada anggota dan non-anggota yang kami pilih yang selama ini mempunyai kinerja baik sehingga pengembaliannya pun lebih mudah,” kata Ketua Puskud Jambi Sugiono Djono seraya menambahkan pengembalian pinjaman dari anggota selama ini tetap lancar dan tidak ada masalah.
Pada tahun 2018 ini, pagu pembiayaan LPDB dipatok sebesar Rp 1,2 triliun. Dari jumlah itu, 40 persen atau setara dengan Rp 480 miliar dialokasikan untuk Koperasi Simpan Pinjam, 30 persen atau Rp 360 miliar untuk UMKM termasuk diantaranya Rp 100 miliar untuk Wirausaha, sebanyak Rp 120 miliar atau 10 persen untuk Sektor Riil dan sisanya 20 persen atau Rp 240 miliar untuk lembaga perbankan dan lembaga keuangan mikro. (Irm)